Tabir Potensi Gelombang Ketiga Covid Dibuka Menkes, Nggak Nyangka

14 November 2021 10:00

GenPI.co - Menkes Budi Gunadi Sadikin blak-blakan. Tabir potensi gelombang ketiga covid dibuka semuanya. Isinya bikin nggak nyangka.

Semua itu dibuka Budi Gunadi Sadikin dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi secara virtual, Rabu pekan lalu (10/11/2021).

Dalam kesempatan itu, Menkes juga menjelaskan soal potensi terjadinya gelombang ketiga kenaikan kasus covid-19.

BACA JUGA:  Vaksin Covid di Sini Istimewa, Hadiahnya Gratis Plus-plus

Dia memprediksi, gelombang tiga bisa terjadi karena varian baru maupun peningkatan mobilitas.

"Ujian kita di nataru ini. Kita juga lihat sejarah pandemi di dunia habis peak dia hilang gitu ya ada yang naik lagi wave ketiga ada yang langsung hilang. Kita nggak tahu kita yang mana," kata BGS.

BACA JUGA:  Covid Meledak di Eropa, Sepak Bola di Belanda Tanpa Penonton

Dari feeling Menkes, bagian terburuk sudah dilewati Indonesia. "Kita tetap waspada saja. Kita sudah melakukan persiapan cukup tapi mudah-mudahan tidak terjadi lagi," harapnya.

Berdasarkan data terbaru, kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 359 pada Sabtu kemarin (13/11).

BACA JUGA:  WHO Bongkar Skandal Vaksin Covid - Isinya Kacau

Pasien yang dinyatakan sembuh dari Corona bertambah sehari 451 orang, pasien yang meninggal dunia bertambah 16 orang berdasarkan data Satgas Covid-19. 

Di sisi lain, hantaman gelombang ketiga covid masih menjadi momok yang menakutkan.

Saat ini, ada tiga mutasi virus corona yang berpotensi berbahaya. Ketiga varian itu adalah Lambda (C.37 + C.37.1), Mu (B.1.621 + B.1.621.1), dan C.1.2.

Menurut BGS, varian-varian baru itu umumnya timbul di Amerika Selatan.

Penyebarannya pun cepat sehingga oleh WHO dimasukkan ke dalam kategori Variant of Interest (VoI).

"Varian ini sudah menyebar cukup banyak di beberapa negara tapi belum masuk di Indonesia," kata BGS.

Ada juga varian delta dan delta plus yang bikin dag-dig-dug. Indonesia pernah dibuat sempoyongan oleh varian delta.

Berbagai negara Eropa hingga Asia juga sama. Yang bikin deg-degan, negara-negara itu memiliki cakupan vaksinasi yang tinggi.

"Jepang sempat naik gelombang ketiga. Singapura naik. Malaysia naik. Eropa itu terjadi, di Amerika Serikat (AS), Israel dan Inggris," sebutnya.

Faktor mutasi virus disebut ikut memengaruhi. Eropa dan Asia sudah dibuat limbung oleh serangan varian delta dan delta plus.

"Untuk ilustrasi, virus ini kayak preman. Jadi kalau preman masuk ke suatu daerah, ada satu preman, tapi ada preman lain lebih kuat dari dia, kalah preman yang lama. Ini di virus ada kayak begitunya," ujar BGS.

Dan celakanya, varian delta relatif lebih dominan, lebih powerful, lebih kuat, dibandingkan varian sebelumnya.

Akibatnya, saat varian kuat masuk, kasus suatu negara pasti naik. 

"Jadi kunci nomor satu untuk mencegah gelombang ketiga, jangan sampai kemasukan varian baru yang memiliki potensi lebih kuat dari varian lama," katanya. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co