GenPI.co - Selama ratusan tahun, orang-orang telah mengonsumsi cokelat untuk meningkatkan kesehatan jantung.
Dilansir Health, pada tahun 1500-an, penduduk asli Aztec mengonsumsi kakao sebagai minuman yang diyakini dapat mengobati berbagai penyakit, termasuk angina.
Angina sejenis nyeri dada yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke jantung.
Bahan utama dalam cokelat adalah biji kakao.
Biji kakao kaya akan senyawa tanaman yang dikenal sebagai flavanol, sejenis polifenol yang dikaitkan dengan risiko lebih rendah terhadap penyakit jantung dan diabetes.
Itulah sebabnya banyak penelitian tentang efek cokelat terhadap kesehatan jantung difokuskan pada ekstrak kakao.
Studi pada Januari 2024 menunjukkan bahwa bagi orang-orang keturunan Eropa, cokelat hitam dapat mengurangi risiko tekanan darah tinggi.
Sebuah analisis penelitian dari bulan Juni 2024 juga menyimpulkan bahwa mengonsumsi cokelat hitam pekat dapat menurunkan tekanan darah jika dilakukan setidaknya selama sebulan.
Namun tidak semua hasil penelitian bersifat positif.
Makalah COSMOS misalnya, menemukan bahwa ekstrak kakao tidak secara signifikan menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.
Selain itu, penelitian pada Januari 2024 juga mengungkapkan bahwa cokelat tidak mengurangi risiko 10 masalah kardiovaskular lainnya, termasuk stroke, gagal jantung, penyakit jantung koroner, dan fibrilasi atrium.
Perlu diingat bahwa cokelat hitam bukan obat mujarab, bahkan tidak menjamin memberikan manfaat bagi sistem kardiovaskular.
"Tidak ada salahnya mengonsumsi cokelat asalkan dikonsumsi dalam jumlah sedang dan dibarengi dengan diet seimbang," kata ahli jantung di Memorial Hermann Medical Group Majid Basit.
Kesehatan kardiovaskular bisa dicapai dengan makanan sehat, olahraga berat, dan tidur yang cukup. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News