GenPI.co - Akademisi sekaligus pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu mengatakan potensi sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kerja di Indonesia untuk industri otomotif sangatlah besar.
Namun, menurut Yannes, implementasi program yang sangat penting tersebut masih menghadapi bottleneck pada lapisan-lapisan yang lebih operasional. Sebagai informasi, bottleneck diilustrasikan sebagai ketidakmampuan suatu unit usaha dalam mengelola sumber daya yang dimiliki dengan baik.
"Program MBKM (Merdeka Belajar – Kampus Merdeka) Pak Nadiem menjadi peningkatan kompetensi SDM lokal menghadapi dunia kerja riil di dunia kerja dan khususnya industri otomotif," ujarnya.
Lebih lanjut, Yannes menilai para pemangku kepentingan di dunia pendidikan,terlihat kurang responsif dan kurang lincah dalam mengimplementasikan kebijakan yang sangat penting dan mendasar tersebut.
"Masih terlalu banyak adu wacana terkait program yang penting tersebut. Akibatnya terjadi perlambatan," kata dia.
Apalagi, lanjut Yannes, di era industri 4.0, kompetensi SDM yang mampu bekerja dengan peralatan industri dengan teknologi robotik bakal semakin mendominasi.
Kebutuhan SDM yang sekadar mampu mengandalkan kemampuan (skill) fisik dan tidak memiliki kompetensi kerja spesifik bakal tergantikan oleh mesin-mesin pintar.
"Untuk itu, upskilling dan reskilling SDM yang sudah bekerja di industri otomotif perlu segera dilakukan dengan cepat, baik oleh pemerintah maupun para pelaku industri terkait," ujarnya menambahkan.
Presiden Joko Widodo dalam pidato penyampaian RUU APBN Tahun Anggaran 2022 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna DPR-RI mengatakan pengembangan SDM merupakan salah satu dari enam fokus utama dalam kebijakan APBN 2022.
"Ketiga, memperkuat agenda peningkatan SDM yang unggul, berintegritas, dan berdaya saing," kata Presiden Jokowi.
Untuk peningkatan produktivitas dan kualitas SDM, pemerintah telah menyiapkan anggaran pendidikan sebesar Rp 541,7 triliun.
Kebijakan diarahkan untuk melanjutkan reformasi pendidikan, dengan penekanan pada tiga hal. Pertama adalah peningkatan kualitas SDM melalui penguatan PAUD dan sekolah penggerak.
Selanjutnya, pemerataan sarana prasarana pendidikan. Serta ketiga adalah menyelesaikan mismatch pendidikan dengan penguatan pendidikan vokasi, pengembangan riset terapan dan inovasi yang tersambung dengan industri dan masyarakat, program magang dan teaching industry, serta pelaksanaan program Merdeka Belajar. (ANT)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News