GenPI.co - Pesona alam Sawahlunto, Sumatera Barat nyatanya tengah menjadi daya tarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Oleh karenanya, peran Pasar Digital Silo dirasa strategis untuk mempromosikan alam dan budaya Sumbar.
Meskipun selalu ramai dikunjungi wisatawan, pihak pengelola mengaku terdapat sejumlah kendala teknis berupa minimnya lampu penerangan. Sehingga hal itu cukup menghambat proses loading atau persiapan Pasar sebelum beroperasi pada Minggu pagi.
Koordinator Pasar Silo, Yudha, kepada GenPI.co, menjelaskan, masalah tersebut sudah berulang kali disampaikan di forum OPD bersama pemerintah Kota Sawahlunto. Namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut yang signifikan atas kendala ini. “Sudah kami katakan juga permasalahan yang ada di pasar,” lanjutnya.
Tak hanya itu, Yudha juga mengatakan masalah lain juga muncul saat musim hujan, yakni lokasi pasar selalu tergenang air yang berdampak pada menurunnya antusiasme pengunjung.
Ia melanjutkan, saat musim hujan terkadang juga mempengaruhi angka pendapatan bersih para pedagang. Namun hal ini masih dalam hitungan yang wajar. Walaupun begitu, pihaknya yakin bahwa pasar digital Silo akan terus ramai dikunjungi.
Terlebih saat ini, pasar direncanakan buka lebih awal dari Sabtu sore sampai malam. Agar para milenials pun bisa menikmati suasana alam yang hangat sembari nongkrong di malam minggu.
Pasar yang reguler buka setiap Minggu jam 7 pagi hingga 12 siang in menyajikan kesenian multietnik dengan suasana heritage khas Sumbar yang menawan. Selain itu, para pengunjung dapat menikmati aneka kuliner khas Minang.
“Untuk kesenian kita sudah mengundang komunitas seni yang ada di kota Sawahlunto. Seperti Band, Akustik, Musik Tradisional dan juga ada seperti seni pertunjukan Tari, Pantomim dll,” pungkas Yudha.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News