PDIP dan PKB Saling Lempar Status Kader Bupati Nganjuk

11 Mei 2021 10:50

GenPI.co - Pengamat Politik Wempy Hadir memberi tanggapan terkait PDIP dan PKB yang saling lempar status kader Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat yang terjerat kasus jual-beli jabatan.

Menurut Wempy, lemahnya budaya apologi yang dilakukan oleh elit partai membuat masyarakat berspekulasi bahwa tindakan korupsi tersebut terstruktur.

BACA JUGA: Pentolan Mujahid 212 Kritik Mahfud MD, Ada Apa?

"Maskarakat akan berpikir yang dilakukan oleh kader partai terstruktur yang melibatkan kepentingan elite," ujarnya kepada GenPI.co, Selasa (11/5).

Menurutnya, hal tersebut sangat berbahaya. Sebab, kurangnya budaya apologi bisa menghancurkan selirih sendi kehidupan. 

"Novi sebagai kader PKB mestinya tidak perlu menyembunyikan identitas. Pak Novi mesti menjelaskan kepada publik soal partainya dan melakukan permintaan maaf kepada publik karena melanggar sumpah jabatan," ujarnya.

Wempy juga mengatakan bahwa hilangnya budaya apologi membuat masyarakat merasa biasa ketika kader parpol melakukan kesalahan. 

"Bahkan yang paling ekstrem adalah koruptor tetap tertawa ria ketika sedang memakai rompi kuning di KPK," kata Wempy.

Tidak hanya itu, menurut Wempy  kasus korupsi berdampak negatif terhadap citra dan elektoral partai.

Oleh sebab itu, menurutnya, ada partai yang mencoba menghindar dengan menegaskan yang bersangkutan bukan partai. 

BACA JUGA: Duet Gatot Nurmantyo dan Rizal Ramli Oke Banget, Tapi...

"Padahal kalau kita lacak, beliau merupakan kader salah satu partai dan bahkan dia menjadi pengurus struktural partai," ujarnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co