GenPI.co - Letnan Jenderal (Letjen) TNI Dudung Abdurachman menjadi perbincangan hangat usai mendapat promosi sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Jabatan itu diduga merupakan buntut dari ketegasan Dudung dalam memberantas FPI, beberapa waktu lalu.
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISSES) Khairul Fahmi pun turut menyoroti pengangkatan Mayjen TNI Dudung Abdurachman.
Menurut dia, jabatan yang didapat Dudung merupakan hal wajar.
Namun, Khairul beranggapan bahwa publik tetap akan mengingat tindakan tegas dari Dudung menurunkan baliho FPI di Jakarta.
"Tampaknya sulit untuk menepis anggapan publik bahwa promosi itu bisa terjadi ketika menurunkan baliho HRS dan pembubaran FPI," ucap Khairul melalui pesan suara kepada GenPI.co, Selasa (1/6).
Khairul menjelaskan, dengan popularitas yang didapat Dudung karena aksi itu, kenaikan jabatan ialah hal yang wajar.
Dia menilai banyak pihak memandang promosi Dudung merupakan hadiah atas prestasinya.
Dudung, kata Khairul, diprediksi setidaknya akan menjabat dalam setahun ke depan.
Dalam waktu tersebut, sangat mungkin ada jenderal lain yang dipromosikan setara dengan Pangkostrad.
"Mereka tentu memiliki peluang yang sama seperti Dudung untuk memimpin TNI AD di masa depan," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News