GenPI.co - Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bidang politik dan kebijakan publik Syafuan Rozi menilai Rancangan Peraturan (Perpres) terkait Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) perlu ditinjau ulang.
Menurut dia, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sejatinya harus melihat beberapa negara yang menggunakan anggaran militer dengan baik.
Sebab, kata dia, banyak negara yang anggaran militernya mendekati nol, sehingga dapat dialihkan pada kepentingan lain.
"Hampir 50 negara di dunia anggaran militernya mendekati nol, misalnya Kosta Rika," ungkap Syafuan kepada GenPI.co, beberapa waktu lalu.
Syafuan menggambarkan anggaran militer Kosta Rika dialihkan untuk pendidikan dan pariwisata.
Menurut riset dari Happy Planet Index and World Database of Happines menyebutkan, Kosta Rika hanya mengeluarkan kurang dari 0,05 persen GDP (Gross Domestic Product) per tahun.
Dengan demikian, Syafuan beranggapan bahwa hal itu bisa diterapkan di Indonesia, yang mana masih dalam masa krisis covid-19.
"Meskipun sulit, Indonesia bisa menekan anggaran militernya untuk dialihkan ke urgensi yang lebih penting," jelasnya.
Syafuan lantas menduga bahwa keinginan modernisasi alutsista ditengarai karena tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402, beberapa waktu lalu.
Namun, dia meyakini bahwa masyarakat juga ingin terjamin kehidupannya di masa sekarang.
"Indeks kebahagian masyarakat juga perlu diperhatikan agar keinginan anggaran alutsista tidak menjadi polemik," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News