GenPI.co - Kritikan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) dibela pengamat politik. Pihak-pihak yang mencoba menekan BEM UI dipersilakan menyimaknya.
Sebelumnya, BEM UI menyebut Presiden Jokowi sebagai The King of Lip Service.
Kritikan itu membuat BEM UI dipanggil rektorat. Ada yang menganggap pembelengguan kebebasan berpendapat. Ada juga yang bilang sebaliknya.
Soal ini, Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS punya pandangan sendiri.
Dia lantang meminta Rektorat UI menyikapi kritikan tersebut secara bijak.
"Jangan sampai pimpinan kampus membatasi mahasiswa dalam menyampaikan kritik kepada pemerintah," ujar Fernando kepada GenPI.co, Selasa (29/6).
Sebab, menurut Fernando, kritik dibutuhkan pemerintah untuk melaksanakan pemerintahan secara baik.
Dia pun berharap Menteri Pendidikan dan Ristek memanggil rektorat yang ingin membatasi mahasiswa dalam memberikan kritik kepada pemerintah.
Fernando menambahkan, jangan sampai kampus merdeka hanya menjadi slogan saja, tetapi kemerdekaan para mahasiswa tidak ada.
Pesan yang ingin disampaikan, jangan sampai itu membunuh kemerdekaan berpendapat lantaran rektorat ingin menyenangkan pemerintah.
"Biarkanlah mahasiswa memberikan kritik pada negara, selama itu untuk kepentingan agar pemerintah lebih baik," jelasnya.
Seperti diketahui, BEM UI mengkritik keras Presiden Joko Widodo (Jokowi). BEM UI menilai Jokowi kerap mengobral janji manis.
Namun menurut menurut BEM UI, janji Jokowi seringkali tak selaras dengan kenyataan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News