Akademisi Buka-bukaan: Pak Luhut Disandera Oleh Pikiran Jokowi

30 Juli 2021 03:45

GenPI.co - Akademisi Rocky Gerung blak-blakan merespons pernyataan Pakar Ekonomi Faisal Basri yang ingin agar Ali Mochtar Ngabalin dan Moeldoko dipecat dari posisinya di Istana.

Menurut Rocky Gerung, Faisal Basri melontarkan pernyataan tersebut agar tidak terlampau jauh untuk menyerukan agar Jokowi segera mengundurkan diri sebagai Presiden RI.

Hal tersebut diungkapkan Rocky Gerung dalam tayangan di kanal YouTube miliknya, Selasa (27/7).

BACA JUGA:  Neuralgin Obat Paling Ampuh untuk Nyeri dan Peradangan

"Ya, Faisal Basri tentu tahu kenapa dia mesti ucapkan itu, karena dia nggak mungkin terlalu lompat kan. Sebab kalau diminta Pak Jokowi yang dipecat duluan, nanti yang pecat Ngabalin sama Moeldoko siapa?" jelas Rocky Gerung.

Tak hanya itu, Rocky Gerung pun mencoba menanggapi reaksi netizen yang menyarankan Faisal Basri untuk mengeluarkan opininya agar Luhut Binsar Pandjaitan juga ikut dipecat oleh Presiden Jokowi.

BACA JUGA:  Air Rebusan Pare Khasiatnya Cespleng, Bikin Wanita Terbelalak

Pasalnya, banyak kalangan menilai Luhut Binsar Pandjaitan memiliki kekuatan yang mempengaruhi jalannya pemerintahan secara keseluruhan, hingga kerap disebut sebagai 'Perdana Menteri'.

"Ya, Pak Luhut sudah jadi tokoh yang kadang kala diterima kemampuan dia untuk menganalisis keadaan. Luhut tuh pintar, mampu untuk bikin prediksi tapi sama juga sebetulnya, dia juga nggak punya kemampuan untuk mengeksekusi," jelas Rocky Gerung.

BACA JUGA:  Kocok Tomat Campur Madu Khasiatnya Dahsyat, Goyang Sampai Subuh

"Karena pertimbangan macam-macam terutama bisnis. Ini juga Pak Luhut disandera oleh pikiran Jokowi yaitu 'Utamakan bisnis'," sambungnya.

Mantan Dosen Ilmu Filsafat Universitas Indonesia itu, bahkan sempat berbicara mengenai keberadaan Luhut Binsar Pandjaitan dan Moeldoko yang merupakan pemilik gelar Adhi Makayasa.

Namun, menurut Rocky Gerung, gelar yang mereka miliki dinilai tak memiliki kontribusi apa pun terhadap kualitas pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.

Terlebih dengan adanya keberadaan sosok Ngabalin sebagai salah satu anggota KSP.

"Ajaibnya, orang di sampingnya (Moeldoko) itu 'Adi Makadungu' (merujuk pada Ngabalin) yang diminta oleh Faisal Basri untuk ikut dipecat. Jadi sebetulnya, staf-staf Pak Moeldoko ini yang juga mengacaukan keadaan karena nggak mampu untuk membaca pemikiran Pak Moeldoko," ujarnya.

Rocky Gerung juga membenarkan pernyataan Faisal Basri, karena narasi yang dilontarkan Ali Ngabalin dalam menyikapi kebijakan pemerintah cenderung monoton.

"Ya betul, Faisal Basri ingin supaya beliau itu dihentikan fungsi ngocehnya itu di publik. Karena dia seolah-olah menyatakan 'Saya barusan bertemu dengan presiden, narasi kamu buruk Rocky'. Ya tapi narasinya (Ngabalin) juga itu-itu aja," jelasnya.

Menurut Rocky Gerung, bahwa keadaan tersebut sebagai 'pembusukan yang tak terlihat' dan sudah seharusnya pihak Istana mendeteksi hal tersebut.

Akan tetapi, dia mengatakan bahwa pihak Istana hanya dapat mampu mendeteksi hal tersebut jika memiliki insting yang sehat dan tajam.

"Tapi kekuasaan nggak bisa mendeteksi, karena yang bisa mendeteksi kebusukan itu cuma hidung yang sehat. Kalau hidungnya juga infeksi, busuk, dia juga nggak bisa mencium juga," pungkasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co