Cendekiawan Muslim Buka Suara: Ada Cukongisme di Dalam Proses...

30 Juli 2021 08:40

GenPI.co - Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra blak-blakan mengungkapkan kualitas demokrasi di Indonesia yang terus mengalami regresi atau kemunduran di berbagai hal.

Hal tersebut diungkapkan Azyumardi Azra dalam agenda virtual bertajuk Masa Depan Demokrasi Kita: Membaca Situasi Politik dan Hukum Indonesia, Kamis (29/7).

Menurut mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, bahwa saat ini kondisi tersebut diperparah oleh situasi pandemi virus corona (Covid-19).

BACA JUGA:  Neuralgin Obat Paling Ampuh untuk Nyeri dan Peradangan

"Sebetulnya di Indonesia, Covid-19 itu hanya mempercepat (kemunduran demokrasi, red) saja," jelas Azyumardi Azra.

Pasalnya, menurut Azyumardi Azra, sebelum muncul covid-19, terutama periode kedua November 2019 itu belum ada covid-19, itu sebetulnya sudah mulai terjadi regresi demokrasi.

BACA JUGA:  Air Rebusan Pare Khasiatnya Cespleng, Bikin Wanita Terbelalak

"Ketika terbentuk koalisi pendukung Presiden Jokowi-Ma'ruf yang sangat besar, sehingga tidak memunculkan check and balance kekuatan yang kuat di parlemen," ungkapnya.

Menurut Azyumardi Azra, sebelum adanya covid-19, salah satu faktor penyebab kemunduran demokrasi di Indonesia yakni maraknya politik uang dalam pelaksanaan pemilu.

BACA JUGA:  Kocok Tomat Campur Madu Khasiatnya Dahsyat, Goyang Sampai Subuh

Padahal, menurutnya, pemilu menjadi satu-satunya indikator keberhasilan Indonesia dalam menjalankan demokrasi.

Azyumardi Azra juga menilai pemilu yang dilaksanakan sudah berubah arah menjadi politik transaksional.

"Ada cukongisme di dalam proses demokrasi kita," beber Azyumardi Azra.

Azyumardi Azra mengaku pernah menulis makalah tentang kemunduran demokrasi di Indonesia.

Di dalamnya, ia mengutip sejumlah pandangan yang menganggap demokrasi di Indonesia sudah bergeser.

"Dari demokrasi penuh menjadi demokrasi yang cacat atau menjadi iliberal democracy dari free democracy," jelasnya.

Hal mendesak yang penting dilakukan, terang dia, adalah membangun konsolidasi masyarakat sipil guna memperbaiki demokrasi menjelang pemilu 2024.

"Karena kita tidak punya hal lain. Saya kira masih ada waktu bagi masyarakat sipil menjelang pemilu 2024 memperbaiki keadaan," pungkasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co