GenPI.co - Menko Polhukam Mahfud MD mengaku bahwa dirinya dan juga banyak pejabat pemerintah kerap menjadi sasaran pemberitaan yang diplintir dan melenceng dari fakta.
Hal itu disampaikan Mahfud dalam sesi diskusi bersama Dewan Pers dengan para pimpinan redaksi media dan pimpinan asosiasi pers yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (4/8).
"Seharusnya media mainstream menjaga diri agar tidak ikut-ikutan menyebar sensasi dan hoaks, agar lebih membuat pemberitaan yang objektif dan menyejukkan serta memotivasi masyarakat” ujar Mahfud.
Mahfud memahami dalam penulisan judul-judul berita, ada teknik yang disebut clickbait untuk membuat agar judul itu menarik dan memancing orang untuk klik dan membaca.
“Buat saya, itu tidak masalah sepanjang yang dilakukan tidak mengarahkan pembaca untuk membuat kesimpulan salah atas judul berita itu, apalagi kalau judulnya sudah jelas-jelas salah,” kata Mahfud.
Selain itu, Mahfud menyampaikan bahwa informasi yang beredar di publik dalam kondisi pandemi saat ini makin mengkhawatirkan.
Menurutnya, informasi palsu atau Hoax merajalela, terutama bertebaran di Media Sosial.
Dia menjelaskan, berdasarkan data terbaru dari tanggal 23 Januari 2021 hingga 3 Agustus 2021, jumlah hoax tentang covid-19 mencapai 1.827 hoax.
Menurutnya, sebagian besar sudah dilakukan takedown, tetapi hoax terus tumbuh, muncul setiap hari dan makin banyak.
“Nah, pada titik ini, peran teman-teman media sangat dibutuhkan, untuk mengimbangi dengan berita-berita yang kredibel dan mencerahkan publik," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News