GenPI.co - Latihan TNI AD dan angkatan darat AS (US Army) bertajuk Garuda Shield ke-15 yang digelar di tiga lokasi berbeda yakni Baturaja, Balikpapan, dan Manado berakhir pada Sabtu (14/8).
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengungkapkan, bahwa seharusnya ada timbal balik yang sepadan dari latihan bersama tersebut.
Menurut Khairul Fahmi, latihan bersama biasanya bersifat timbal balik. Di mana seharusnya latihan berikutnya dapat dilakukan di wilayah Amerika Serikat (AS) dengan bentuk latihan dan pelibatan jumlah personel yang setara.
Tak hanya itu, selain konteks diplomasi pertahanan, komitmen yang diperoleh TNI selanjutnya terkait kerja sama latihan tersebut juga menjadi penting untuk diketahui.
Apalagi, Khairul Fahmi juga menyoroti salah satu lokasi latihan bersama yakni di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang berdekatan dengan lokasi calon ibu kota baru.
"Perlu evaluasi apakah titik latihan yang digunakan sudah diperhitungkan kemanfaatan dan risikonya," jelas Khairul Fahmi, Jumat (13/8).
Khairul Fahmi mengingatkan bahwa manfaat apapun yang didapatkan dari latihan militer tersebut tidak boleh mempengaruhi sikap dan kebijakan terkait dengan persoalan kawasan.
Pasalnya, Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif.
"Prioritas pada peningkatan profesionalitas prajurit, itu yang diharapkan," ungkapnya.
Latihan Garuda Shield ke-15 tahun 2021 antara TNI AD dan US Army merupakan latihan terbesar sepanjang sejarah kerja sama militer Indonesia dan AS.
Sebanyak 2.161 prajurit TNI AD dan 1.547 tentara AS melakukan berbagai materi latihan bersama yang telah dimulai sejak 1 Agustus 2021 lalu.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News