Polisi Tak Perlu Urusi Mural, Tangkap Saja Harun Masiku

16 Agustus 2021 17:20

GenPI.co - Pengamat politik Ubedilah Badrun angkat suara terkait sejumlah mural bernuansa kritis. Ada ucapan 'nendang' yang layak didengar.

Seperti diketahui, mural yang menyatakan kritik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai banyak bertebaran.

Ada mural bertuliskan “Jokowi 404 Not Found.” Ada juga mural “Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit”.

BACA JUGA:  Mural Jokowi, Akademisi: Kritik Itu Vitamin, Jangan Dibungkam

Menurutnya, mural merupakan karya seni yang bisa dinilai dan diperdebatkan. Terlebih lagi, jika muralnya mural kritik sosal.

"Mural tersebut tidak bisa dihakimi apalagi dihapus tanpa diskusi," ujarnya kepada GenPI.co, Senin (16/8).

BACA JUGA:  Mural Dihapus, Seniman Malah Makin Genius

Tidak hanya itu, Ubedilah juga menilai mural sebagai ekspresi jiwa, perasaan, aspirasi, atau kritik simbolik melalui melukis di atas permukaan luas yang biasanya bersifat permanen.

Oleh sebab itu, menurut Ubedilah, tindakan aparat menghapus mural kritik sosial adalah bentuk baru represi dan pembungkaman yang bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi.

BACA JUGA:  Penghapusan Mural 404 Not Found Dinilai Bentuk Antikritik

"Apalagi sampai aparat mengejar pembuatnya seperti mengejar penjahat," katanya.

Dirinya lantas menyoroti koruptor yang jauh lebih jahat dari pada seniman pembuat mural.

"Lebih baik kejar Harun Masiku dan aktor koruptor lainnya dalam kasus korupsi bansos," tegasnya.

Ubedilah juga menilai banyak fenomena kritik sosial melalui mural yang bermakna kritik karena saluran lain telah banyak dibungkam dan tidak lagi didengar oleh kekuasaan. 

"Jadi kritik sosial mural itu ekspresi dari aspirasi rakyat yang tersumbat," tandasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co