GenPI.co - Akademisi politik Rochendi memberikan pandangannya terkait wacana reshuffle kabinet yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Oktober 2021.
Rochendi mempertanyakan apakah reshuffle hanya untuk membangun keseimbangan dalam koalisi pemerintahan.
“Jadi, ketika ada riak-riak yang selama ini berisik dan bandel, ditarik, lalu dikocok orang baru untuk menggantikan posisi itu,” ujarnya kepada GenPI.co, Rabu (15/9).
Tak hanya mereka yang mulai bergejolak, beberapa pihak yang dianggap selalu manut dengan Presiden Jokowi, tetapi kinerjanya tak baik juga akan dilepas.
“Selama ini yang terjadi polanya seperti itu,” ungkapnya.
Rochendi mengatakan bahwa apa pun alasannya, wacana reshuffle itu bertujuan untuk mempertahankan status quo pemerintah hingga 2024.
Hal tersebut dinilai bermasalah. Sebab, pemerintah tidak memperhatikan kinerja lagi sampai masa jabatan berakhir.
“Mereka berusaha untuk tak lagi ingin memperbaiki kinerjanya agar masyarakat bisa merasakan manfaat,” katanya.
Pakar politik itu bahkan menilai bahwa masyarakat saat ini sudah tak peduli lagi dengan kinerja pemerintah.
“Masyarakat sekarang ini cari makannya sendiri, kok. Dapat bantuan nasi bungkus paling tiap hari jumat saja dari masyarakat lain,” tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News