Jika Digelar pada Februari 2024, Hasil Pilpres Bisa Setir Pilkada

20 September 2021 23:20

GenPI.co - Akademisi politik Philipus Ngorang memberikan tanggapannya terkait usulan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk mengundurkan jadwal Pilpres dan Pileg 2024 dari Februari menjadi April atau Mei.

Menurut Tito, penyelenggaraan Pilpres dan Pileg yang terlalu jauh dengan Pilkada berpotensi menimbulkan polarisasi dan gangguan keamanan.

“Bukan hanya pusat, daerah juga semua terdampak," ujarnya dalam rapat kerja di Komisi II DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (16/9).

BACA JUGA:  3 Tokoh Ini Bakal Bersaing di Pilkada DKI Jakarta

Ngorang mengaku sependapat dengan Tito.

Pasalnya, pemilihan Pilkada 2024 yang terlampau jauh jaraknya berpotensi akan dipengaruhi oleh hasil pilpres dan pileg pada Februari.

BACA JUGA:  Gibran Buka Suara Soal Pilkada DKI Jakarta, Menggelegar

“Hasil pilkada bisa tergantung pada siapa yang menang pada pilpres dan pileg,” tuturnya kepada GenPI.co, Sabtu (18/9).

Pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu mengatakan bahwa partai politik pemenang Pilpres dan Pileg 2024 bisa mengubah konstelasi politik pada pilkada.

BACA JUGA:  Catat, Gibran Rakabuming Belum Layak Maju Pilkada DKI

“Perubahan konstelasi politik ditakutkan akan terjadi tergantung siapa yang menang di Februari,” katanya.

Oleh karena itu, pertimbangan Tito adalah sebuah masukan yang sangat penting.

“Jangan sampai menimbulkan polarisasi hanya karena hasil pilpres,” ungkapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co