GenPI.co - Akademisi politik Philipus Ngorang memberikan tanggapannya terkait usulan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk mengundurkan jadwal Pilpres dan Pileg 2024 dari Februari menjadi April atau Mei.
Menurut Tito, penyelenggaraan Pilpres dan Pileg yang terlalu jauh dengan Pilkada berpotensi menimbulkan polarisasi dan gangguan keamanan.
“Bukan hanya pusat, daerah juga semua terdampak," ujarnya dalam rapat kerja di Komisi II DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (16/9).
Ngorang mengaku sependapat dengan Tito.
Pasalnya, pemilihan Pilkada 2024 yang terlampau jauh jaraknya berpotensi akan dipengaruhi oleh hasil pilpres dan pileg pada Februari.
“Hasil pilkada bisa tergantung pada siapa yang menang pada pilpres dan pileg,” tuturnya kepada GenPI.co, Sabtu (18/9).
Pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu mengatakan bahwa partai politik pemenang Pilpres dan Pileg 2024 bisa mengubah konstelasi politik pada pilkada.
“Perubahan konstelasi politik ditakutkan akan terjadi tergantung siapa yang menang di Februari,” katanya.
Oleh karena itu, pertimbangan Tito adalah sebuah masukan yang sangat penting.
“Jangan sampai menimbulkan polarisasi hanya karena hasil pilpres,” ungkapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News