Ali Ngabalin Sentil Menohok Gatot Nurmantyo: Menyesatkan...

29 September 2021 07:45

GenPI.co - Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin ikut buka suara merespons pernyataan Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang menduga TNI telah disusupi paham komunis.

Ali Ngabalin mengungkapkan bahwa pernyataan Gatot Nurmantyo tersebut sangat tidak bijaksana.

Apalagi menurut Ali Ngabalin, tudingan soal TNI disusupi paham komunis bisa menyesatkan masyarakat.

BACA JUGA:  Geprek Bawang Putih Campur Jahe Dahsyat, Istri Bisa Lemas Bahagia

"Kalau pernyataan ini keluar, saya kira tidak hanya menyesatkan publik dan masyarakat, tapi pernyataan yang sungguh tidak terlalu arif dalam kehidupan kita," jelas Ali Ngabalin dalam keterangannya, Senin (27/9/2021).

Oleh sebab itu, Ali Ngabalin menegaskan, bahwa isu paham komunis menyusupi TNI itu tidak benar.

BACA JUGA:  Verrell Bramasta Mengaku Cium Bagian Anu Nikita Mirzani, Auuwww

"Iya tidak benar, ini satu pernyataan yang menyesatkan publik dan masyarakat," tegas Ali Ngabalin.

"Apalagi kalau beliau menyebut ada indikasi," sambungnya.

BACA JUGA:  Suara Tegas Panglima TNI Respons Gatot Nurmantyo: Saya Tidak Mau

Ali Ngabalin mengungkapkan, bahwa pernyataan Gatot Nurmantyo harus dikemukakan dengan fakta-fakta yang kuat.

"Karena bangsa dan negara, yang namanya PKI dan komunis itu adalah kita punya semangat yang sama untuk tempur habis," ujar Ali Ngabalin.

"Sehingga, setiap orang yang mengangkat itu harus dipertanyakan ada agenda apalagi," imbuhnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga ikut buka suara terkait isu komunisme menyusup di tubuh TNI yang dilontarkan Gatot Nurmantyo.

Hadi Tjahjanto menganggap pernyataan Gatot Nurmantyo sebagai nasihat senior bagi prajurit aktif TNI untuk senantiasa waspada agar sejarah kelam tidak kembali terjadi.

Menurut Hadi Tjahjanto, sebagai institusi, TNI selalu memedomani, bahwa faktor mental dan ideologi merupakan sesuatu yang vital.

Hadi Tjahjanto menilai, pengawasan intensif baik terhadap radikal kiri, radikal kanan, maupun radikal lainnya secara eksternal dan internal selalu menjadi agenda utama.

Oleh sebab itu, Hadi Tjahjanto menyatakan tidak mau berpolemik terkait hal tersebut.

"Saya tidak mau berpolemik terkait hal yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Tidak bisa suatu pernyataan didasarkan hanya kepada keberadaan patung di suatu tempat," jelas Hadi Tjahjanto dalam keterangannya, Senin (27/9).

"Dan sebenarnya masalah ini sudah diklarifikasi oleh institusi terkait," imbuhnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co