GenPI.co - Koordinator riset Indonesia Corruption Research (ICR) Telkom University Bandung, Catur Nugroho angkat suara soal temuan survei perspektif perempuan terhadap masalah korupsi. Presiden Jokowi pun disebut tentang hasil survei tersebut.
Menurut Catur, hasil survei menunjukan perempuan Indonesia memiliki persepsi yang baik tentang pemberantasan korupsi.
"Dengan skor 59, menggambarkan masih belum cukup kepedulian kaum perempuan terhadap kasus korupsi yang marak terjadi hingga saat ini," ucap Catur saat webinar Diorama (Diskusi Korupsi dan Demokrasi), Rabu (29/9).
Catur mengungkapkan meski perempuan memiliki perhatian cukup baik soal korupsi, pemerintah dan KPK tidak sejalan dengan upaya tersebut.
Sebab, menurutnya, pemerintah dan KPK belum serius dalam memberi pehamanan tentang antirasuah kapada perempuan.
"Pemerintah dan KPK belum membangun awareness dari kaum perempuan terkait bahaya tindakan dan perilaku koruptif dalam kehidupan sosial," jelasnya.
Melihat kondisi rasuah di Indonesia, kata dia, pemerintah harus bisa memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Selain itu, Catur mendesak Presiden Jokowi agar memperkuat KPK dengan lebih serius dalam aksi nyata dalam di lembaga antirasuah tersebut.
"Peran Presiden sangat penting dalam memberikan dukungan dan penguatan terhadap KPK yang menjadi harapan masyarakat," imbuhnya.
Menurut dia, langkah yang bisa dikerjakan pemerintah adalah tentang kampanye antikorupsi secara masif ke masyarakat.
Dengan demikian, kata dia, pengetahuan tentang bahaya korupsi bisa diketahui generasi penerus bangsa.
"Pendidikan antikorupsi harus diberikan sejak dini agar sikap dan perilaku jujur bisa tertanam dengan baik," kata dia. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News