Pengamat Sebut Ujaran Pigai Masih dalam Konteks Kritik Politik

05 Oktober 2021 17:50

GenPI.co - Pengamat politik Dedi Kurnia Syah memberi tanggapan terkait kritikan Mantan Komisioner Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai.

Seperti diketahui, sebelumnya Natalius Pigai menyeret nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar tidak dipercaya masyarakat.

"Ujaran rasis dalam konteks yang sama mungkin bisa terjadi jika Pigai merujuk pada entitas kesukuan," ujar Dedi Kurnia Syah kepada GenPI.co, Selasa (5/10).

BACA JUGA:  Ruhut Sitompul Sentil Natalius Pigai, Isinya Ngeri-Ngeri Sedap

Menurut Dedi, apa yang dikatakan oleh Pigai masih dalam ranah kritik politik dan tidak masuk dalam ruang rasial karena bersifat ajakan.

"Misal mengatakan orang Jawa Tengah tidak dapat dipercaya, atau pembohong. Tetapi ujaran Pigai bernada ajakan, sehingga sah saja," kata Dedi.

BACA JUGA:  Ferdinand Sentil Natalius Pigai: Fitnah Sadis Kepada Jokowi

Menurut Dedi, Pigai tidak mendiskreditkan suku tertentu. Akan tetapi langsung pada orang perorang.

"Terlebih lagi orang yang dimaksud adalah pejabat publik," katanya.

BACA JUGA:  Suara Lantang Pendiri PAN: Natalius Pigai Terlalu Kita Manja

Dedi mengatakan bahwa isu rasisme tersebut bisa saja diperkarakan. Kendati demikian, perlu ada pembuktian terbalik.

"Apakah kedua orang yang dimaksud Pigai tersebut bisa dipercaya atau tidak? Jika rupanya ada janji yang teringkari, maka Pigai akan memenangi pertarungan," katanya.

Seperti diketahui, sebelumnya Natalius Pigai sempat mencuit dan mengunggah sebuah video kunjungan Ganjar Pranowo ke Papua.

Dalam video tersebut, kader PDIP tersebut menyatakan bahwa makanan khas Papua enak.

Pigai lantas mencuit agar tidak mempercayai Ganjar dan Jokowi dan menyinggung soal keresahannya terkait rakyat Papua.

"Jangan percaya orang Jawa Tengah Jokowi dan Ganjar," ujar Pigai.

Dirinya lantas mengatakan bahwa mereka (Jokowi dan Ganjar) merampok kekayaan Papua.

"Mereka bunuh rakyat papua, injak-injak harga diri bangsa Papua dengan kata-kata rendahan Rasis," lanjutnya.

Bahkan, dirinya juga menilai bahwa orang-orang dari Jawa Tengah kerap menyebut rakyag Papua sebagai binatang (Monyet) dan sampah.

"Kami bukan rendahan. Kami lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. Saya penentang ketidakadilan," tandasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co