GenPI.co - Dewan Pembina Perludem (Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi) Titi Anggraini memberi sorotan terhadap calon presiden dari luar Pulau Jawa.
Menurutnya, salah satu yang sangat menghambat calon-calon potensial tersebut adalah presidential threshold 20 persen.
"Dengan ambang batas pencalonan presiden diangka 20 persen dari kursi DPR-RI, maka calon-calon alternatif akan sulit muncul dalam kontestasi 2024," jelas Titi dalam diskusi virtual KedaiKopi, Jumat (15/10).
Tidak hanya itu saja, dirinya bahkan mengatakan bahwa orang dari luar Jawa, perempuan, dan kelompok minoritas mustahil bisa ikut dalam pesta rakyat tersebut.
"Kemungkinan besar maksimal hanya 3 pasangan calon yang harus mendapatkan dukungan partai politik," ungkapnya.
Oleh sebab itu, dirinya menegaskan bahwa saat ini partai-partai politik harus mau mengembalikan kedaulatan rakyat.
"Terlebih lagi dalam bentuk rekrutmen politik yang terbuka dan menampung sebanyak mungkin nama-nama dari beragam latar belakang dan kelompok," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro ikut merspons terkait calon presiden dan wakil presiden dari luar pulau Jawa.
Dirinya juga mempertegas bahwa dengan kedewasaan politik yang dimiliki bangsa Indonesia, sudah tidak perlu lagi dikotomi etnis maupun asal daerah.
"Walaupun alasannya sederhana, orang Jawa lebih suka calon presiden dari Jawa," jelas Siti Zuhro.
Tidak hanya itu, dirinya juga mengatakan ada beberapa faktor pendukung yang harus diprioritaskan untuk mencapai kedewasaan politik tanah air.
"Soliditas nasional harus menjadi prioritas dengan munculnya calon pemimpin yang statesmanship, kontestasi yang sehat, serta penyelenggara pemilu yang amanah," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News