Gatot Nurmantyo Layak Capres, Sayangnya Terjegal Partai

27 Oktober 2021 15:36

GenPI.co - Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKopi Kunto Adi Wibowo menanggapi masuknya nama mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dalam bursa capres.

Seperti diketahui, kedua sosok yang masuk dalam hasil survei Lembaga Poltracking Indonesia.

“Kalau untuk Pak Gatot itu, pada 2019 namanya memang sudah masuk bursa. Sayangnya saat itu dia tidak berpartai dan tidak ada partai yang meminang beliau,” ujar Kunto kepada GenPI.co, Rabu (27/10).

BACA JUGA:  Tanggapi Pernyataan Yaqut, Pengamat: Kemenag Dikuasai NU

Menurutnya, pada saat itu Gatot juga memiliki peluang meskipun hanya sedikit. Sayangnya, Kunto menilai hambatan partai menjadi kendala setiap capres alternatif.

“Elektabilitasnya saat itu memang tidak begitu tinggi, kendati demikian namanya masih berada diantara orang-orang yang berpotensi menjadi capres,” ujarnya.

BACA JUGA:  Publik Cari yang Mirip Jokowi, 2 Jenderal TNI tak Laku di Pilpres

Kunto bahkan mengatakan bahwa 2019 lalu nama Gatot Nurbantyo sejajar dengan sosok Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

“Selain Pak Jokowi dan Pak Prabowo, seingat saja Pak Gatot termasuk tiga besar. Akan tetapi, sayangnya masalah yang sama masih berulang yakni tidak adanya partai,” katanya.

BACA JUGA:  Permintaan Jokowi soal PCR Bikin Saleh Happy, Tapi Masih Kurang

Di sisi lain, Pengamat politik Ubedilah Badrun menilai Gatot Nurmantyo sudah layak menjadi capres pada perhelatan kontestasi politik 2024.

Dirinya bahkan menyebut bahwa sosok Jenderal Gatot lebih layak dibandingkan dengan Jenderal Andika untuk menjabat RI 1.

“Mengapa Gatot lebih layak dibanding Andhika? Sebabnya dua hal. Pertama Gatot Nurmantyo lebih kaya pengalaman sebagai mantan panglima, kedua lebih jelas dalam politik,” kata Ubedilah.

Menurut Ubedilah, narasi yang dibawakan oleh Gatot Nurmantyo lebih jelas. Beberapa diantaranya yakni terkait politik dan ekonomi.

“Jika dibanding Andika Perkasa, dia tidak pernah berbicara substansi soal politik dan ekonomi,” tuturnya.

Tidak hanya itu, Ubedilah juga mengatakan contoh-contoh narasi yang dibawakan oleh Gatot Nurmantyo .

“Misalnya Gatot lebih jelas bersikap soal ketidakadilan ekonomi, dominasi oligarki dan persoalan tenaga kerja asing,” tandasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co