GenPI.co - Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menyoroti kekerasan yang dilakukan eks Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar.
Menurut dia, kekerasan itu bukan soal masalah warisan militer dari orde baru, melainkan ketaatan terhadap hukum.
"Kalau ada yang bilang kekerasan itu karena masih ada sistem orde baru di Kepolisian, itu hanya jalan pintas saja," ucap Bambang saat live Instagram yang diikuti GenPI.co, Rabu (27/10).
Bambang menjelaskan jalan pintas yang dimaksud adalah menyederhanakan masalah yang terjadi.
Menurut dia, kemungkinan praktik orde baru di Kepolisian sudah tidak ada.
"Kapolres (Nunukan, red) ini, kan, leting 1999, artinya Orde Baru sudah selesai. Jadi, yang harus dibenahi adalah sistem pengawasan," jelasnya.
Selanjutnya, Bambang mengatakan penguatan sistem di Polri harus ada pengawasan yang ketat.
Sebab, menurutnya, kekerasan di antara personel polisi kerap terjadi sehingga harus ada tindakan nyata agar tidak terulang.
"Saya rasa fokusnya bukan warisan Orde Baru, karena kekerasan ini bisa terjadi di mana pun dan menimpa siapa pun. Jadi, yang harus dibenahi adalah sistem pengawasan," imbuhnya.
Sebelumnya, Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar sudah dinonaktifkan karena terbukti menganiaya anak buahnya, Brigadir Sony Limbong. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News