Laut Dalam Bahaya, Laksamana Yudo Lebih Layak Jadi Panglima TNI

05 November 2021 18:00

GenPI.co - Wakil Direktur Imparsial Gufron Mabruri menyoroti sosok KSAD Jenderal Andika Perkasa yang diusulkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggantikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan Jenderal Andika Perkasa menjadi pilihan Jokowi.

Beberapa diantaranya adalah tidak melakukan rotasi kepemimpinan dan mengutamakan faktor kedekatan.

BACA JUGA:  Laksamana Yudo Terhalang Kasus KRI Nanggala, Pupus Jadi Panglima

"Padahal, kalau dilihat, ada tantangan keamanan regional masa depan maritim yang semakin sentris,” ujar Gufron kepada GenPI.co, Jumat (5/11).

Dirinya juga menilai konflik Laut China Selatan belum memiliki tanda-tanda resolusi dalam waktu dekat.

BACA JUGA:  Jenderal Andika Jadi Panglima TNI 2021, The Next Yudo Margono?

Oleh sebab itu, ini menjadikan Laksamana Yudo Margono menjadi panglima TNI dirasa jauh lebih berguna.

"Terlebih lagi ada aksi perompakan di Selat Malaka yang masih terus berlangsung, pencurian ikan oleh kapal nelayan asing, penyelundupan senjata untuk kelompok kriminal jalur laut, dan lain-lain,” katanya.

Selain itu, ada beberapa tantangan adalah sedikit dari masih banyak ancaman lain yang masih harus diperkuat penanganannya di sektor maritim.

"Hal ini lagi-lagi harusnya sejalan dengan visi Presiden RI Joko Widodo yang ingin menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia,” ucapnya.

Tidak hanya itu, Gufron juga mengingatkan kembali Jokowi bahwa dirinya pernah memiliki komitmen untuk memperkuat poros maritim.

"Presiden RI tampaknya harus terus diremajakan ingatannya kepada visi dan komitmennya sendiri ketika berkampanye sebagai calon Presiden RI Republik Indonesia,” ujar Gufron.

Di sisi lain, Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti menilai ada alasan pribadi yang membuat Jokowi harus memilih Jenderal Andika sebagai panglima TNI.

"Pak Jokowi membutuhkan figur yang dekat dengan dirinya secara pribadi dan politik karena tantangan jelang pemilu serentak 2024 tidak mudah,” katanya.

Menurut Ray, Jokowi memilih KSAD Andika karena partai-partai politik akan menempuh jalan yang berbeda dengan dirinya menjelang pilpres.

"Parpol-parpol punya kecenderungan akan jalan sendiri-sendiri bahkan bisa jadi berbeda dengan pak Jokowi. Artinya, pak Jokowi punya potensi akan sendirian dalam mengelola pemerintahan,” tandasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co