GenPI.co - Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menimbang siapa saja menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang layak untuk diganti.
Menurutnya, Menteri BUMN Erick Thohir dan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan tidak akan semudah itu direshuffle walaupun sempat diduga ikut bisnis tes PCR.
“Kalaupun nanti ada reshuffle, menurut saya, lebih baik presiden mengganti para menterinya yang sudah tidak fokus membantu pemerintahan,” ujar Adib kepada GenPI.co, Jumat (12/11).
Bukan tanpa alasan, menurut Adib, saat ini sudah banyak menteri Jokowi yang teralihkan fokusnya dalam menangani permasalahan bangsa karena pilpres semakin dekat.
“Mereka yang sudah berpikiran 2024, menggunakan anggaran secara tidak langsung untuk kepentingan pencitraan dan branding layak diganti,” katanya.
Di sisi lain, Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga membeberkan sosok menteri yang memiliki tanda-tanda kena reshuffle.
“Menteri berkinerja rendah dan pembuat gaduh layak ‘ditendang’ Presiden Jokowi pada reshuffle Jilid II jika terjadi,” kata Jamiluddin.
Menurutnya, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah pantas direshuffle karena tidak memiliki solusi mumpuni dalam mengatasi tingginya pengangguran di Indonesia akibat dampak pandemi covid-19.
“Pengangguran terus bertambah akibat tidak seimbangnya permintaan dengan lowongan kerja tersedia,” ujarnya.
Sedangkan Johnny Gerard Plate, juga dinilai tidak berbuat banyak dalam membenahi bidang komunikasi. Khususnya sistem komunikasi Indonesia belum ada.
“Sungguh mengerikan. Negara seluas ini tidak mempunyai sistem komunikasi Indonesia,” ujarnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News