GenPI.co - Direktur Eksekutif Center for Youth and Population Research (CYPR) Dedek Prayudi membeberkan analisisnya soal wacana pembentukan cyber army dari MUI DKI Jakarta.
Diketahui, MUI DKI Jakarta merasa perlu membentuk tim siber guna melindungi Gubernur Anies Baswedan dari serangan buzzer.
Menurut Dedek, wacana tersebut menimbulkan perdebatan sehingga menimbulkan narasi membela politisasi agama.
"Jangankan politik, kehidupan manusia semua sudah diatur oleh agama. Jadi, narasi itu memang tidak salah," ucap Dedek kepada GenPI.co, Rabu (24/11).
Namun, Dedek menjelaskan bahwa politisasi agama yang perlu diajarkan seperti jangan korupsi, berkelakuan adil, dan toleransi.
Ia merasa wacana MUI DKI Jakarta melindungi Anies Baswedan bukanlah contoh yang baik.
"Tujuannya (cyber army, red) adalah memproteksi untuk membela Pak Anies Baswedan," tambahnya.
Dengan demikian, Dedek menekankan MUI DKI Jakarta mengintropeksi diri agar tidak menyalahi aturan dan menggunakan politisasi agama.
Untuk mendukung Anies Baswedan, kata dia, tidak perlu sampai menjual agama untuk digunakan MUI DKI Jakarta.
"Jadi, MUI Jakarta jangan merendahkan agama sebagai komoditas politik hanya untuk jualan dukungan kepada Anies Baswedan," tandas Dedek. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News