GenPI.co - Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS menyarankan Panglima TNI Andika Perkasa untuk memanggil Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Sebab, pernyataan AHY yang mengatakan seniornya di TNI masih memberikan masukan kepadanya bisa menjadi polemik yang berbuntut panjang.
Selain itu, Fernando juga menyoroti tudingan bahwa Moeldoko akan melakukan berbagai upaya, termasuk akan membeli hukum.
"Ini merupakan upaya untuk mengadu antar dua institusi negara yaitu TNI dan lembaga peradilan," kata Fernando kepada GenPI.co, Jumat (26/11).
Menurutnya, pernyataan tersebut sudah sangat merendahkan martabat seorang hakim lantaran seolah keputusannya dapat diatur oleh uang.
"Sebaiknya Panglima TNI segera memanggil AHY untuk melakukan klarifikasi siapa yang dimaksud oleh AHY sebagai seniornya di TNI," katanya.
Fernando khawatir jangan sampai akibat pernyataan AHY tersebut membuat buruk hubungan TNI dengan lembaga peradilan.
"Sebab seolah merasa tercoreng akibat ulah oknum TNI yang memberikan masukan kepada AHY," katanya.
Pengamat ini blak-blakan menilai AHY sedang ingin membangun opini yang sesat karena pernyataannya tersebut.
"Seolah kalau pihak Moeldoko mengambil upaya hukum atas putusan PTUN dan dimenangkan, itu berarti sudah ada transaksi jual beli hukum," katanya.
Seperti diketahui, kubu AHY sebenarnya sudah menjelaskan maksud dari kalimat senior di TNI.
Kubu AHY menyebut yang dimaksud kalimat itu ialah senior yang sudah purnawirawan.
Meskipun demikian, kubu Moeldoko menolak klarifikasi tersebut.
Sebab, di awal AHY tak menyebut purnawirawan, hanya senior TNI, yang mana itu menurut kubu KLB ialah tentara aktif.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News