GenPI.co - Sikap oposisi PDIP ke Anies Baswedan dibahas pengamat. Ada analisis tajam dan menohok yang ikut disebut.
Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS mengatakan sangat wajar jika PDIP mengambil opsi oposisi.
Fernando lantas menyoroti kritikan yang terus dilancarkan PDIP di ujung masa jabatan Anies.
"Saya kira sejak Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta, PDIP DKI Jakarta beroposisi dengan pemerintahan DKI Jakarta," kata Fernando kepada GenPI.co, Selasa (11/1).
Hal itu makin jelas dengan sikap PDIP yang berseberangan dengan Anies mengenai Formula E.
Fernando mengatakan, sikap oposisi tersebut pastinya atas persetujuan dari DPP PDIP.
"Alhasil, sangat wajar ketika sekjen PDIP melakukan kritik terhadap kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dianggap gagal meneruskan pemerintahan sebelumnya," katanya.
Fernando mengatakan,sejumlah persoalan pun diungkit kembali, seperti Tanah Abang yang kembali macet.
Padahal, saat pemerintahan Jokowi ketika di DKI Jakarta, persoalan Tanah Abang berhasil diselesaikan.
Fernando mengatakan, kritikan Hasto terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki dua manfaat.
"Pertama, kegagalan Anies meneruskan kinerja Gubernur sebelumnya yang berasal dari PDIP bisa dimanfaatkan untuk kembali bisa memenangkan Pilkada DKI Jakarta," katanya.
Dengan menonjolkan keberhasilan kinerja Jokowi, Ahok, dan Djarot, ini akan memunculkan kerinduan masyarakat untuk kembali dipimpin oleh kader PDIP yang dianggap mampu menjalankan kepemimpinan dengan baik.
"Kedua, karena dianggap gagal dalam memimpin DKI Jakarta, berarti Anies tidak layak memimpin Indonesia ke depan," katanya.
Sebab, berdasarkan hasil beberapa survei, Anies salah satu tokoh yang dapat bersaing dalam pilpres.
Alhasil, PDIP dianggal juga berkepentingan untuk menurunkan tingkat elektabilitas Anies Baswedan.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto seolah menyindir Anies dengan menyebut Tanah Abang kini macet kembali. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News