Direktur CIIA: Wacana Pemetaan Masjid Timbulkan Polemik Baru

01 Februari 2022 09:10

GenPI.co - Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya menyoroti adanya wacana pemetaan masjid untuk menekan terorisme dan radikalisme.

Menurut dia, rencana tersebut akan sangat menguras tenaga, sumber daya manusia (SDM), dan berpotensi menambah anggaran baru.

"Total masjid di Indonesia lebih kurang 900 ribu. Jadi, langkah teknis pemetaan rasionalnya akan membutuhkan jumlah SDM yang besar, baik dilakukan BNPT, Polri, BIN, BAIS, dan mungkin melibatkan unsur Pemda, Masyarakat, Ormas, dan Akademisi," ucap Harits kepada GenPI.co, Senin (31/1).

BACA JUGA:  Memanas, Kompleks Masjid Al-Aqsa kembali Diserbu Penduduk Israel

Harits menjelaskan dengan kondisi tersebut, terdapat potensi nomenklatur anggaran dana yang besar.

Oleh karena itu, dia mengatakan beban negara bisa bertambah melalui APBN serta APBD di luar dana hibah.

BACA JUGA:  Fadli Zon Kritik Pemetaan Masjid, Kapolri Listyo Sigit Disebut

"Yang pasti monitoring masjid ketika berjalan akan membutukan waktu cukup lama dan terus-menerus," jelasnya.

Selain itu, Harits juga mengkritisi wacana pemetaan masjid yang bisa memicu polemik berkelanjutan.

BACA JUGA:  Salah Satu Masjid Tertua di Batam Akan Dipoles Kembali

Sebab, kata dia, terdapat banyak pertanyaan yang seharusnya bisa terjawab sebelum wacana tersebut berjalan.

"Jika ada masjid yang divonis terkait terorisme dan radikalisme, apa tindakan legalnya? Bagaimana juga rehabilitasinya? Banyak point harus di jawab tuntas dan transparan," imbuhnya.

Sebelumnya, wacana pemetaan masjid disampaikan oleh Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen Keamanan Mabes Polri Brigjen Umar Effendi.

Wacana ini disampaikan menyusul adanya 198 pesantren yang terafiliasi jaringan teroris, yang disampaikan oleh Kepala BNPT Boy Rafli Amar. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Yasserina Rawie Reporter: Puji Langgeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co