GenPI.co - Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKopi Kunto Adi Wibowo angkat suara terkait kericuhan yang terjadi di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Seperti diketahui, kericuhan sempat terjadi di Desa Wadas yang berujung penangkapan warga desa.
"Saya menyesalkan tindakan Polri di Desa Wadas. Kalau boleh dibilang, satu satunya kata yang diambil itu adalah amuk," jelas Kunto Adi Wibowo kepada GenPI.co, Sabtu (12/2).
Menurutnya, amukan massa tersebut menggambarkan bahwa rakyat kecil ditindas dan akhirnya berdiri untuk melawan.
"Ini yang saya takutkan apabila tindakan represif ini berkelanjutan terutama di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit," ungkap Kunto Adi Wibowo.
Kunto Adi Wibowo mengaku sangat menyayangkan dan khawatir akan timbulnya konflik yang lebih besar, karena rakyat yang direpresif semakin gusar.
"Pada akhirnya rakyat kecil yang direpresif ini jadi mengamuk dan jadi konflik yang harganya sangat mahal," kata Kunto Adi Wibowo.
Dirinya lantas berharap Kapolri bisa menjunjung tinggi nilai humanisme seperti yang dijargonkan selama ini.
"Selalu presisi, profesional. Kalau terjadi kesalahan prosedur akui saja. Setelah itu secara transparan membenahi apa yang ada di dalamnya tidak kemudian membuat berita bohong baru," sentil Kunto Adi Wibowo.
Sebelumnya, ratusan personel polisi memaksa masuk dan mengepung Desa Wadas pada Selasa (8/2/2022) lalu.
Polisi yang bertugas menyusuri desa untuk mencopot spanduk yang berisi penolakan tambang batu andesit untuk Bendungan Bener.
Kedatangan aparat diklaim untuk mendampingi tim dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) guna mengukur lahan untuk pembangunan proyek Bendungan Bener.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News