GenPI.co - Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Muh Afit Khomsani mengatakan Indonesia mempunyai peran strategis sebagai tuan rumah Presidensi G20.
Oleh karena itu, menurut Afit Khomsani, Indonesia bisa menjadi aktor penting dalam penyelesaian konflik Rusia dan Ukraina.
Meski G20 akan banyak membahas masalah ekonomi, menurut Afit Khomsani, tak ada salahnya memasukan isu resolusi konflik dalam pembahasan G20.
Menurut Afit Khomsani, saat ini adalah waktu yang tepat Indonesia bisa berkontribusi aktif di dunia internasional.
Sebab, Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini yang ditunjuk oleh negara yang tergabung dalam G20 sebagai Presidensi.
"Namun, tetap konsisten terhadap prinsip politik luar negeri bebas dan aktif," jelas Afit Khomsani kepada GenPI.co, Rabu (9/3).
Afit Khomsani menilai, Indonesia dapat melakukan shuttle diplomacy untuk mengumpulkan dukungan dari negara-negara lain.
Afit Khomsani menyebut hal ini guna mendorong penyelesaian konflik secara damai antara Rusia dan Ukraina.
Pengurus bidang hubungan luar negeri ini lantas menyoroti sikap Ukraina yang tampak tak ngotot lagi bergabung ke NATO.
"Ini harapan bahwa kedua pihak akan segera sepakat untuk melakukan upaya diplomatik damai dan mengakhiri konflik," katanya.
Menurut Afit Khomsani, dunia mesti melihat sikap tersebut sebagai upaya untuk perdamaian bukan semata-mata kekalahan konflik.
"Keinginan itu menjadi sinyal positif mengakhiri konflik," jelasnya.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan ABC News, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan tak ingin menjadi presiden yang memohon sesuatu dan berlutut.
Dia juga menduga NATO tidak siap untuk menerima Ukraina, karena aliansi takut dengan hal-hal kontroversial dan konfrontasi NATO.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News