GenPI.co - Peningkatan keberadaan hoaks dan fitnah menjadi salah satu persoalan dalam pemilu di Indonesia yang menghambat perwujudan kedaulatan rakyat.
Hal itu disampaikan oleh Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini.
Titi menyampaikan hal itu dalam webinar nasional bertajuk Mengoptimalkan Kesadaran Masyarakat dalam Pengawasan Pemilu Partisipatif, Jumat (25/3).
"Hoaks dan fitnah pemilu mengalami tren peningkatan, sehingga pemilih terdistorsi dalam membuat pilihan yang bebas dan adil," kata Titi.
Untuk mengatasi itu, Titi mendorong Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) memunculkan upaya-upaya demi membendung keberadaan hoaks dan fitnah terkait pemilu.
Titi juga mendorong penyelenggara pemilu untuk konsisten mengawal partisipasi kelompok rentan.
"Kelompok rentan, seperti perempuan, penyandang disabilitas, masyarakat adat, ataupun kelompok miskin itu menghadapi hambatan berlipat untuk bisa berpartisipasi dalam pemilu," kata Titi.
Titi menambahkan, kelompok rentan akan mengalami hambatan berkali lipat karena kerap mendapatkan perilaku diskriminatif dari beberapa pihak.
"Kelompok rentan ini justru lebih terhambat karena diskriminasi yang masih sering mereka hadapi," kata Titi.
Seperti diketahui, pemungutan suara Pemilu 2024 akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 atau dua tahun lagi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News