GenPI.co - Peneliti Utama Indonesia Political Opinion (IPO) Catur Nugroho turut beraksi terkait aksi BEM SI yang menggelar unjuk rasa di DPR. Ada dugaan pihak yang ingin menikam dari belakang Presiden Jokowi.
Menurut dia, aksi BEM SI sebagai gerakan mahasiswa sangat tepat bersuara lantang menekan pemerintahan Presiden Jokowi.
"Gerakan mahasiswa ini memang wajib bersuara atas kepentingan rakyat dan demokrasi. Sebab, pemerintah terlihat abai terkait persoalan BBM dan kenaikan harga bahan pokok," ucap Catur kepada GenPI.co, Senin (11/4).
Catur menjelaskan gerakan BEM SI merupakan risiko pemerintah yang tidak tanggap terkait permasalahan negara.
Selain itu, Presiden Jokowi pun mendapat serangan dari para mahasiswa meski terlihat tidak melakukan apa pun.
"Saya rasa ini risiko Presiden Jokowi memilih para pembantu dan mitra koalisi yang justru 'menikam dari belakang' dengan membuat kegaduhan," jelasnya.
Menurut Catur, pembantu Presiden Jokowi dalam hal ini para menteri di dalam kabinet terlihat kerap membuat kegaduhan.
Kegaduhan itu diduga terkait isu penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden
"Para menteri itu tidak bisa menyelesaikan permasalahan di dalam masyarakat," jelasnya.
Dengan demikian, Catur menyarankan Presiden Jokowi agar bisa bertindak tegas menindak para menteri yang melontarkan isu tersebut.
Sebab, jika para menteri terus membuat gaduh, ada potensi gerakan massa lebih besar daripada aksi BEM SI.
"Dengan kegaduhan yang terjadi sekarang, Presiden Jokowi seharusnya bertindak nyata dengan mengganti menteri tersebut," imbuhnya.
Seperti diketahui, beberapa menteri yang melontarkan isu penundaan pemilu ialah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News