GenPI.co - Peneliti KoDe Inisiatif Ihsan Maulana menyoroti ketua baru tim seleksi Bawaslu Gorontalo yang diduga istri petinggi partai politik.
Ihsan mengatakan pada seleksi calon Aanggota Bawaslu di 25 Provinsi, terdapat kasus pemberhentian ketua tim seleksi Bawaslu di Provinsi Gorontalo.
Dia menyebut pergantian itu langsung menyita perhatian publik.
Bukan hanya itu, Ihsan bahkan menuturkan pergantian itu dapat mendeligitimasi hasil seleksi jika Bawaslu RI tidak segera menyelesaikan polemik tersebut.
"Kami di KoDe Inisiatif menyayangkan terjadinya kasus pergantian ketua tim seleksi Bawaslu Gorontalo di tengah tahapan seleksi yang padat," ujar Ihsan kepada GenPI.co, Sabtu (23/7).
Menurut Ihsan, tahapan seleksi membutuhkan fokus yang ekstra dari tim seleksi.
Oleh karena itu, Ihsan menyebut tak seharusnya ada pergantian ketua jika tidak ada yang benar-benar mendesak.
"Pergantian ketua tim seleksi Bawaslu Gorontalo dinilai cacat prosedur dan tidak sesuai dengan koridor hukum," ungkapnya.
Ihsan menilai hal itu sarat kepentingan politik dan menjauhkan nilai-nilai independensi dalam proses seleksi calon anggota Bawaslu Gorontalo.
Oleh karena itu, menurutnya pergantian ketua harus dibatalkan.
"Di sisi lain, ketua baru tim seleksi Bawaslu Gorontalo merupakan istri dari petinggi partai politik tingkat pusat yang dapat menyebabkan konflik kepentingan," ucap Ihsan.
Ihsan khawatir latar belakang tersebut bisa mengganggu independensi tim seleksi dalam bekerja.
Dia mengatakan hal itu juga dapat menjadi isu yang liar dan bisa jadi preseden buruk dalam seleksi Bawaslu di daerah lain.
"Harus segera diselesaikan," tegasnya.
Seperti diketahui, ada pergantian ketua baru tim seleksi Bawaslu Gorontalo.
Ketua sebelumnya, yakni Wahidah Suhaib, diganti Beby Sintia Dewy Banteng.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News