GenPI.co - Ada tiga figur perempuan yang digadang-gadang layak menjadi capres atau cawapres pada Pilpres 2024.
Ketiganya adalah Ketum DPP PDIP Puan Maharani, Gubernur Jawa Tengah Khofifah Indar Parawansa, dan aktivis sosial Yenny Wahid.
Hal itu juga mendapat sorotan dari pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga.
Menurutnya, tiga sosok itu memang punya kelebihan masing-masing.
"Puan pernah menjadi menteri dan anggota DPR RI, lalu Sekarang Puan menjadi Ketua DPR RI," ujar Jamiluddin kepada GenPI.co, Selasa (11/10).
Dia menilai, pengalaman Puan Maharani tentu membuatnya layak menjadi capres atau cawapres.
"Dukungan partainya juga sangat kuat sehingga peluang diusung menjadi capres sangat besar," tambahnya.
Hanya saja, sampai saat ini elektabilitas Puan masih rendah.
"Ada kesan elektabilitasnya sulit dikerek meski sudah dilakukan berbagai pendekatan memperkenalkan Puan," tambahnya.
Akademisi dari Universitas Esa Unggul itu juga menilai Khofifah Indar Parawansa pernah menjadi menteri dan sekarang menjabat Gubernur Jawa Timur.
"Pengalamannya itu tentu membuatnya layak menjadi caprea atau cawapres," ungkapnya.
Eleltabilitas Khofifah juga lumayan bagus. Bahkan, elektabilitasnya lebih baik daripada Puan.
"Khofifah juga punya basis massa yang kuat, khususnya dari NU yang tersebar di Indonesia," sebutnya.
Oleh karena itu, elektabilitasnya berpeluang lebih tinggi lagi bila ia melakukan kerja-kerja politik.
"Hanya saja, Khofifah lemah di perahu. Setidaknya, peluang perahu yang mengusungnya tidak sebaik Puan," ucapnya.
Dia mengatakan putri mantan presiden Gus Dur yakni Yenny wahid disebut lebih dikenal sebagai aktivis NU dan pendiri PKB.
"Namun, Yenny tidak sejalan dengan Muhaimin Iskandar, sehingga ia memilih diluar PKB," kata Jamiluddin.
Mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta mengatakan, basis massa Yenny kuat, khususnya dari Gusdurian karena mereka sangat loyal terhadap keluarga Gusdur.
"Sayangnya, sampai sekarang elektabilitas Yenny belum terlihat," imbuhnya.
Oleh karena itu, belum diketahui keterpilihannya bila maju menjadi caprea atau capres.
"Jadi, dari tiga sosok itu, Puan paling berpeluang menjadi capres atai cawapres bila dilihat sari partai pengusungnya," jelasnya.
Sementara itu, jika dilihat dari elektabilitas Khofifah berpeluang menjadi cawapres.
"Namun, Yenny tampaknya dilihat dari elektabilitas dan pengusungnya masih sangat rendah," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News