GenPI.co - Indonesian Police Watch (IPW) dan Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) buka suara terkait viralnya video Ismail Bolong.
Keduanya turut menyoroti dan mengamati video Ismail Bolong dalam sebuah diskusi komunitas Kolaborasi Peduli Indonesia (KOPI) yang diselenggarakan di kafe Dapoe Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (3/11).
Bambang Rukminto selaku pengamat kepolisian dari ISESS mengatakan bahwa dirinya mendapatkan video pengakuan Ismail Bolong dari sumber tak dikenal ke nomor WhatsApp-nya.
Meski begitu, Bambang sendiri mengatakan bahwa Ismail adalah seorang anggota Polri.
Dia menilai video pengakuan Ismail Bolong itu merupakan hasil pemeriksaan yang dilakukan Divisi Propam Polri atas kasus pengepulan tambang batu bara ilegal.
"Kalau saya melihat video yang disampaikan oleh Ismail Bolong ini merupakan hasil pemeriksaan di internal Kepolisian sendiri. Karena beberapa waktu yang lalu, ini pun juga sudah dibuka di media (salah satu media nasional) bahwa ada pemeriksaan di Propam tanggal 4 April. Meskipun demikian pemeriksaan ini berhenti begitu saja," kata Bambang dalam rilis yang diterima GenPI.co, Jumat (4/11).
Di sisi lain, Sugeng Teguh Santoso selaku Ketua Indonesian Police Watch (IPW) menilai terdapat perang bintang dalam tubuh institusi Polri.
Hal ini tampak dari saling serang para perwira tinggi (Pati) Polri terkait dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan.
Menurut Sugeng, masing-masing kubu saling memegang aib satu sama lain.
"Kalau terkait dengan dugaan-dugaan pelanggaran dari kepolisian, para jenderal ini kalau mau dibongkar bukannya tidak bisa," ujar Teguh dalam diskusi tersebut.
Sebelumnya, beredar video mengenai pengakuan Ismail Bolong yang mengaku telah menyetor uang tambang ilegal kepada Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto.
Pengakuannya tersebut pun viral dan menjadi bahan diskusi KOPI dengan tema 'Mengungkap Persengkokolan Geng Tambang di Polisi dengan Oligarki Tambang' pada Kamis (3/11) lalu.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News