Qodari Beber Dampak Pilpres 2024 Sekali Putaran untuk Ekonomi dan Politik

20 Desember 2023 00:00

GenPI.co - Muhammad Qodari membeberkan dampak positif untuk ekonomi dan politik Indonesia jika Pilpres 2024 berjalan sekali putaran.

Ketua Umum Gerakan Sekali Putaran (GSP) itu tengah berupaya untuk menjadikan Pilpres 2024 sekali putaran karena dianggap dapat memberikan kepastian politik dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Qodari menyebut dua alasan objektif dan dua alasan subjektif kenapa harus didorong Pilpres 2024 berjalan sekali putaran.

BACA JUGA:  Jelang Pilpres 2024, Permintaan Uang di Solo Naik 5%

Alasan objektif yang pertama, kata Qodari, Pilpres 2024 sekali putaran lebih menghemat waktu.

Dengan keluarnya hasil pemenang pilpres di Bulan Februari 2024 sebesar 50 persen+1 akan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

BACA JUGA:  Cak Imin Janjikan Kesejahteraan Guru Ngaji Jika Menang Pilpres 2024

Sehingga para pelaku ekonomi dan investor sudah memiliki kepastian untuk menjalankan aktivitas ekonominya dan tidak perlu harus menunggu sampai bulan Juni 2024.

“Masyarakat segera bisa konsentrasi untuk urusan-urusan yang lain, mau itu usaha, bisnis, trader di pasar saham, saya yakin itu bisa tercapai kalau selesai bulan Februari. Kalau selesai bulan Juni belum tentu,” ujar Qodari dari rilis yang diterima GenPI.co, Selasa (19/12).

BACA JUGA:  Pilpres 2024 Sekali Putaran Banyak Hematnya, Kata GSP

Alasan objektif kedua, kata Qodari, bisa menghemat keuangan negara sebesar Rp 17 triliun. Anggaran sebesar itu lebih bermanfaat apabila dialokasikan untuk kebijakan atau program lain membantu masyarakat.

“Objektif yang kedua adalah akan hemat anggaran di angkja Rp 17 triliun bisa dipakai buat subsidi. Subsidi perumahan, pendidikan, energi hijau, bantuan pangan maupun pupuk bagi petani, dan seterusnya,” ucap Qodari.

Sementara terkait alasan subjektif pertama, Qodari menyebut akan memberikan kepastian politik sejak awal.

Sehingga dapat menghindari terjadinya polarisasi ekstrem, karena pada putaran kedua hanya ada dua calon yang akan saling berhadapan.

Dikatakan Qodari, potensi polarisasi ekstrem itu akan muncul seperti pada Pilpres 2014, 2019 dan Pilkada DKI Jakarta 2017 karena akan muncul isu-isu SARA yang membelah masyarakat.

Bila melihat dinamika politik belakangan ini, posisi Anies memiliki potensi berhadapan dengan Prabowo.

Anies sendiri diketahui sudah mendapat dukungan dari Ustadz Abdul Somad, Rizieq Shihab dan Ijtima Ulama.

Alasan subjektif kedua, lanjut Qodari, paslon capres cawapres yang berpotensi memenangi pilpres satu putaran adalah pasangan Prabowo-Gibran.

Hal itu tercermin dari data tren survei berbagai lembaga kredibel yang menempatkan elektabilitas paslon nomor urut 2 tersebut konsisten terus naik dan diprediksi bisa melebihi angka 50 persen+1.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co