Mahfud MD Sentil Cak Imin Soal Target Pertumbuhan Ekonomi

23 Desember 2023 18:40

GenPI.co - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD menganggap Muhaimin Iskandar menyimpang soal target pertumbuhan ekonomi khususnya Incremental Capital Output Ratio (ICOR).

"Anda menyimpang dari rumus yang selama ini terjadi. Kalau Anda berani dengan ICOR 4 saja, Anda pasti bisa 7% (pertumbuhan ekonominya), apalagi 4 sampai 5. Lah ini Anda yang segini, tetapi pertumbuhan ekonominya cuma 5,5 sampai 6,5(%). Secara matematis saya anggap kurang cepat," kata Mahfud dalam debat cawapres Pilpres 2024 di JCC Jakarta, Jumat (22/12).

ICOR adalah rasio antara tambahan modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan keluaran atau output.

BACA JUGA:  Kritik Mahfud MD saat Debat Cawapres, Nikita Mirzani: Ngomong Apa Sih, Pak?

Adapun ICOR yang tinggi menunjukkan investasi di suatu negara membutuhkan biaya yang besar.

Dalam debat kedua ini, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin memasang target ICOR sebesar 4 sampai 5 poin, sedangkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5%-6,5% per tahun.

BACA JUGA:  Mahfud MD Paling Banyak Singgung Soal Pemberantasan Korupsi, Ini Katanya

Mahfud mempertanyakan pasangan Anies-Cak Imin (Amin) soal target pertumbuhan ekonomi dan ICOR.

“Saya kok jadi ingin tahu kenapa di dalam visi misi Anda tingkat pertumbuhan (ekonomi) yang ditargetkan hanya 5,5 sampai 6,5. Kok tidak berani 7? Kalau (ICOR) 4 apalagi sampai 5 seharusnya berani sampai 7 (pertumbuhan ekonominya)," tanya Mahfud.

BACA JUGA:  Gibran Dicecar Soal Target Tax Ratio 23%, Mahfud: Angka Itu Tidak Masuk Akal!

Cak Imin pun menjawab dia bisa saja memasang target pertumbuhan ekonomi sebesar 7%-8%.

Namun demikian, dia dan Anies ingin lebih realistis dengan target mereka.

"Target yang berjumlah 5,5% sampai 6,5% itu realistis yang akan tidak membebani bagi proses pembangunan kita pada masa yang akan datang. Di sisi lain, kita pasti tahu bahwa salah satu syarat-syarat pertumbuhan yang bisa sehat itu adalah apabila investasi yang masuk tidak menjadi beban baru bagi pembangunan nasional kita," bebek Cak Imin.

Cak Imin menyebut beban baru yang dimaksud adalah tingginya tanggungan bunga yang harus diselesaikan.

“Apalagi utang G2G (government to government) yang menjadi beban berat bagi APBN kita hari ini dan di masa-masa yang akan datang," jelas dia.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co