China Sengaja Memancing Kapal Perang RI ke Natuna, Ini Jadinya...

16 Januari 2020 12:12

GenPI.co - China dianggap sengaja memancing Indonesia untuk mengerahkan sebanyak-banyaknya kapal pengawas, kapal pengintai, hingga kapal perang yang dimiliki ke Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau.

BACA JUGA: Korsel Tunggu Menhan Prabowo, Deal Jet Canggih IFX Semi-Siluman

Hal itu disampaikan pengamat pertahanan yang juga Direktur Eksekutif Institute Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia (IKAPII) Fauka Noor Farid.

Fauka menjelaskan hal itu, karena menanggapi pelanggaran yang dilakukan kapal ikan yang dikawal Coast Guard China di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia, Natuna beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Dinasti Politik Jadi Sorotan, Ini Daftar Keluarga Pak Jokowi...

"Ini strategi China justru memancing kita, memberikan peluang kepada daerah-daerah yang lain lepas dari pengawasan angkatan laut. Menurut saya kita jangan sampai terfokus ke situ (Natuna)," beber Fauka dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (15/1).

BACA JUGA: Honorer K2! Catat Nih, DPR Janji Kawal 2 Solusi Ini...

Fauka mengatakan, langkah China yang menambah keberadaan kapal nelayan dan coast guard diduga kuat memang sebagai salah satu bentuk pengalihan perhatian. 

Karena dengan kondisi demikian, Indonesia akan menambah kapal perang dari angkatan laut maupun Bakamla.

BACA JUGA: Kasus Natuna: Indonesia vs China, Menteri Inggris Bela Siapa?

"Dengan menambah kapal perang kita dari Bakamla, ada daerah-daerah yang terlepas dari pengawasan. Berarti ada peluang. Misalnya dari KRI apa yang mengawasi wilayah selatan, semua ditarik fokus ke Natuna," ungkapnya.

Dengan penambahan kapal pengawas oleh Indonesia, berarti ada wilayah yang terlepas dari pengawasan. 

BACA JUGA: Iwan Fals Bergetar, Menangis dan Peluk Rhoma Irama, Ini Sebabnya

Kondisi ini berbahaya karena memberikan peluang bentuk kejahatan perairan lainnya seperti penyelundupan narkotika, manusia, atau kejahatan lintas negara lainnya.

Fauka menjelaskan, hingga saat ini belum ada tanda-tanda keseriusan China untuk melarang seluruh nelayannya agar tidak memasuki wilayah ZEE perairan Natuna. 

BACA JUGA: Moeldoko Panggil Ahok ke Istana, Ini Perintahnya...

Bahkan, sejak kedatangan Presiden Joko Widodo, disinyalir nelayan China beserta coast guard yang mendampingi semakin banyak.

"China menambah kapal-kapal nelayan untuk masuk wilayah. Kalau enggak salah ada 34 atau 43 kapal nelayan. Ditambah 6 coast guard," jelas Fauka.

TNI bersama dengan Bakamla dan elemen lainnya hingga kini terus melakukan operasi rutin di wilayah perbatasan perairan Natuna. 
Operasi rutin dilakukan menyusul masih adanya kapal nelayan China yang keluar masuk di perairan tersebut.

Menurut Fauka, bahwa negara-negara di wilayah ASEAN harus membentuk wadah gabungan militer berupa Komando Gabungan Asia Tenggara.

"Tugasnya menjaga batas wilayah daripada negara Asean, kedua semakin memperkuat Asean terhadap intervensi negara seperti China atau negara lain," ujarnya.

Perlu diakui kekuatan militer Indonesia memang tak sebanding dengan daya tempur China.

Namun bila seluruh negara ASEAN menggabungkan kekuatan militer, Fauka menilai China bakal berpikir dua kali sebelum bersikap.

"Kalau kita bergabung kita akan menjadi satu kekuatan yang mungkin menjadi satu pertimbangan bagi China untuk mengganggu wilayah ASEAN," ujarnya.(ant)


 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co