Prabowo Subianto Patuh sama Jokowi, Fadli Zon Masih Galak Banget

09 Agustus 2020 08:25

GenPI.co - Sikap dua petinggi Partai Gerindra, yakni Prabowo Subianto dan Fadli Zon, terhadap pemerintah cukup bertolak belakang.

Prabowo yang merupakan ketua umum Gerindra sangat patuh terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

BACA JUGASudahlah, Cuma Prabowo Subianto yang Pantas Memimpin

Di sisi lain, Fadli yang menjabat sebagai wakil ketua umum Gerindra masih galak terhadap pemerintah.

Dia masih berani melayangkan kritikan pedas terhadap kinerja pemerintah.

Fadli kembali melayangkan kritikan pedas perihal pertumbuhan ekonomi yang minus 5,32 persen pada kuartal kedua 2020.

Menurut Fadli, angka itu jauh lebih buruk dibandingkan perkiraan pemerintah.

Fadli menjelaskan, sebelumnya pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional minus 4,3 hingga 4,8 persen. Angka batas bawahnya adalah minus 5,1 persen.

“Ini adalah peringatan agar kita waspada terhadap narasi optimistis yang selalu didengungkan pemerintah,” ujar Fadli, Jumat (7/8).

BACA JUGA: Gegap Gempita Prabowo Subianto Pidato di Hadapan Kader Gerindra

Menurut Fadli, pemerintah seharusnya bisa menemukan langkah antisipasi agar situasi tidak menjadi lebih buruk.

“Inilah sepertinya yang gagal diperlihatkan dalam beberapa bulan terakhir," kata Fadli.

Dia menambahkan, pemerintah juga gagal memperkecil kontraksi ekonomi di tengah pandemi virus corona (covid-19).

Padahal, sambung Fadli, pemerintah sudah menganggarkan Rp 695,2 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Namun, penyerapan anggaran dan penyaluran bantuan kepada masyarakat ternyata lambat.

Menurut Fadli, hal itulah yang membuat tingkat kontraksi ekonomi lebih buruk dari yang diprediksikan.

"Padahal, bantuan untuk masyarakat, terutama dalam bentuk tunai, bisa memberikan dorongan signifikan bagi perekonomian," ujar Fadli Zon.

Pria berkacamata itu menjelaskan, peluang mendorong perekonomian melalui berbagai stimulus sudah disia-siakan dalam enam bulan terakhir.

Dia mencontohkan gaji ke-13 bagi PNS. Menurut Fadli, anggaran untuk gaji ke-13 hampir bersifat rutin.

BACA JUGA: Prabowo Subianto Memang Sakti Tapi Skenario Lawan Lebih Mematikan

Namun, kata Fadli, pemerintah seolah-olah membuat anggaran mengambang dalam satu semester terakhir.

"Ada dan tiadanya menjadi tidak jelas," kata Fadli.

Menurut Fadli, kebijakan tarik-ulur semacam itu memperburuk kontraksi ekonomi pada kuartal kedua 2020.

"Jangan lupa, anggaran semacam ini punya efek pengganda ekonomi yang signifikan," sambung Fadli.

Dia menjelaskan, pemerintah seharusnya mencairkan anggaran itu setela Idulfitri atau pada Juni.

Paling lambat adalah Juli. Walakin, pemerintah tidak mencairkannya hingga saat ini.

BACA JUGA: Berita Top 5: Pasangan Ideal Prabowo Subianto, China Makin Jemawa

Menurut Fadli, pemerintah bisa sedikit menahan kontraksi ekonomi apabila mencairkan anggaran itu sesuai jadwal.

“Artinya, pada kuartal kemarin pemerintah sudah gagal menjalankan fungsinya menahan agar kontraksi ekonomi ini tak terlalu besar,” tegas Fadli Zon.

Fadli bahkan menilai pemerintah menjadi kontributor utama terhadap pertumbuhan ekonomi yang negatif.

Sebab, kata Fadli, pemerintah lamban menyerap anggaran dan menyalurkan bantuan.

Menurut Fadli, pertumbuhan belanja pemerintah bahkan minus hingga 6,9 persen.

BACA JUGAPrabowo Subianto Pasti Jadi Presiden Jika Maju Bareng Tokoh Ini

"Padahal di mana-mana presiden gembar-gembor bikin stimulus," kata Fadli Zon. (boy/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co