GenPI.co - Ketidakhadiran Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis di konferensi pers untuk menyikapi aksi teror di Sigi, Sulawesi Tengah menimbulkan pertanyaan banyak pihak.
Sebab, teror di Sigi mestinya ditanggapi dengan sigap lantaran itu termasuk kejahatan kemanusian yang luar biasa.
BACA JUGA: TNI Bersumpah Siap Babat Habis Teroris di Poso
Adapun, pihak kepolisian hanya mengirimkan perwakilan dari Kadiv Humas Polri Irjen (Pol) Prabowo Argo Yuwono.
Turut hadir pula Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Menko Polhukam Mahfud MD, Senin (30/11/2020).
Direktur Indonesia Government and Parliament Watch (IGPW), M. Huda Prayoga mengharapkan kejadian ini bukan cerminan ketidakseriusan institusi kepolisian.
Sebab, penanganan menjadi ganjil ketika pemerintah dan TNI saling membantu menyelesaikan masalah, tetapi pimpinan Polri justru tidak hadir.
"Terlebih, absennya orang nomor satu di kepolisian itu tidak disebutkan alasannya," ujar Huda seperti dikutip GenPI.co dari Jpnn pada Selasa (2/11/2020).
Huda menilai tindakan tersebut tidak menunjukkan sensitivitas yang memadai atas teror yang terjadi pekan lalu tersebut.
“Konferensi pers yang dihadiri Menko Polhukam dan Pimpinan TNI tersebut tentu menjadi hambar. Karena tiang utama pemberantasan terorisme adalah kepolisian,” jelas Huda.
Padahal, Kapolri terdahulu Tito Karnavian selalu menjadi yang terdepan untuk menjelaskan dan menenangkan publik ketika ada isu terorisme.
BACA JUGA: Kapolri Keluarkan Titah Tegas, Teroris MIT Harus Disapu Habis
“Padahal beliau (Idham Aziz) sebenarnya juga berasal dari Densus 88 yang konsen menangani terorisme,” kata Huda. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News