Habib Rizieq Miliki 3 Senjata Maut, Istana Makin Takut

10 Desember 2020 06:35

GenPI.co - Pengamat politik Ujang Komarudin blak-blakan membongkar ada tiga hal yang terkesan ditakuti pemerintah akan keberadaan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib RIzieq Shihab (HRS) saat ini.

Pertama, nama Habib Rizieq makin hari makin besar. Kedua, pengikut maupun pendukungnya makin banyak. Terakhir, pendukungnya cenderung sangat militan.

BACA JUGA: Strategi Istana Sangat Mengejutkan, Bikin Habib Rizieq Mati Kutu

"Nah, kenapa hal itu dikhawatirkan pemerintah? Karena HRS saat ini menjelma menjadi simbol oposisi rakyat," beber Ujang kepada GenPI.co, Selasa (8/12).

Menurut pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia itu, makin besarnya nama Habib Rizieq dapat merugikan dan membahayakan pemerintah.

"Pemerintah akan mengalami delegitimasi politik dari rakyat," bebernya.

BACA JUGA: Strategi FPI Bongkar Fakta Ini Top, Polri Makin Tersudut

Artinya, kepercayaan masyarakat kepada pemerintah bisa menurun, sementara publik makin percaya pada Habib Rizieq.

"Rakyat tak akan percaya pada pemerintah lagi, rakyat akan lebih percaya pada HRS," tegasnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu menilai oposisi yang disertai dengan pengikut militan akan sangat merepotkan pemerintah.

Ujang juga meyakini tidak ada kaitan sama sekali antara tewasnya enam laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek dengan kasus operasi tangkap tangan dua menteri oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Saya kira kasus dua menteri dengan kasus matinya enam anggota FPI itu berdiri sendiri. Sepertinya, dua kasus ini ‘dimainkan’ oleh kelompok yang berbeda," katanya.

Sementara itu, Habib Rizieq dengan tegas mengulas konsep revolusi akhlak dengan mengaitkannya pada kelima sila Pancasila.

Habib Rizieq membeber konsep revolusi akhlak pada Dialog Nasional 100 Ulama dan Tokoh yang digelar Persaudaraan Alumni (PA) 212, Rabu (2/12).

Habib Rizieq mengawali penjelasannya dengan tiga sendi persaudaraan, yaitu persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah basyariyah), persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathoniyah), dan persaudaraan keagamaan (ukhuwah Islamiyah).

Penjelasan Habib Rizieq ini membuat pengamat politik Rocky Gerung tercengang.

Menurut Rocky, ulasan Habib Rizieq dalam reuni 212 kemarin itu menunjukkan bahwa dirinya paham dengan situasi kebangsaan dan mengakui Indonesia ini milik semua golongan.

Rocky menilai Habib Rizieq telah membungkam mereka yang menstigmakan tokoh FPI itu sebagai sosok radikal fundamental.

"Dia menyebut berbagai elemen dalam perjuangan mendirikan Indonesia, bukan hanya Islam, ada agama dan etnis lain. Tadi itu kuliah kebangsaan," ungkap Rocky dalam perbincangannya dengan Hersubeno Arief yang tayang pada kanal YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (3/12).

Alumnus UI itu berharap ulasan Habib Rizieq soal konsep revolusi akhlak dapat menjadi bahan bagi aparat intelijen untuk melihat siapa sebenarnya tokoh FPI ini.

"Mudah-mudahan opini ini direkam aparat intelijen untuk dijadikan bahan penilaian siapa sebenarnya Habib Rizieq," ujarnya.

Rocky mengatakan bahwa rezim kekuasaan tengah berupaya memisahkan berbagai elemen dari Habib Rizieq, termasuk dengan Gatot Nurmantyo, yang juga merupakan simbol terdepan oposisi.

"Cara kekuasaan adu domba dengan memisahkan elemen (dari Habib Rizieq) mudah dikendalikan. Kalau oposisi dengan mudah ditangkap tapi tidak ada kriminal atau makar, orang mulai paham kekuasaan tidak punya manual baru untuk baca keadaan," kata Rocky.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co