Habib Rizieq Blak-Blakan Bongkar Ini, Kapolri Di Ujung Tanduk

11 Desember 2020 07:20

GenPI.co - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab akhirnya blak-blakan bicara soal tewasnya enam laskar FPI yang ditembak aparat polisi. 
Melalui video yang diunggah di akun YouTube, Habib Rizieq mengatakan tuduhan laskar FPI dipersenjatai adalah fitnah. 

"Tuduhan pengawal-pengawal kami dipersenjatai adalah fitnah besar, bohong besar," tegasnya, Rabu (9/12).

BACA JUGA: Ngeri! Mantan Petinggi BIN Bongkar Ini, Polisi Makin Tersudut

Menurut Habibb Rizieq, para pengawalnya dari FPI tidak ada yang memegang senjata tajam dan senjata api. 

FPI juga tidak pernah mengira kalau Habib Rizieq bakal diperlakukan seperti insiden di Tol Jakarta-Cikampek Kilometer 50 pada Senin dini hari, 7 Desember 2020.

"Pengawal-pengawal ini cuma mengawal keluarga biasa, cuma mengawal standar keluarga biasa," ungkapnya.

BACA JUGA: Koalisi LSM Bongkar Kejanggalan Peristiwa FPI, Jokowi Terseret

Habib Rizieq mengaku dalam rombongan Senin dini hari kemarin ada empat mobil keluarga, mulai anak, menantu hingga cucu. Bahkan, menurut dia, ada bayi yang di bawah umur 3-4 tahun.

"Para laskar ini tugasnya mengawal, bukan untuk mengganggu siapa pun," bebernya. 

Habib Rizieq juga membenarkan kronologi kejadian versi FPI. Sebab, dia merasakan sebagai saksi peristiwa.

"Saya memberikan kesaksian sebagai salah satu saksi korban yang ada dalam kejadian bahwa isi keterangan pers kronologis yang dikeluarkan DPP FPI itu benar," kata Habib Rizieq.

BACA JUGA: Nasib Kapolri dan Kapolda Metro Jaya Di Ujung Tanduk

Menurut dia, mobil rombongan keluarganya yang dikawal Laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek Kilometer 50 itu mendapat gangguan seperti pengejaran hingga pemepetan kendaraan dari aparat kepolisian.

Akan tetapi, Habib Rizieq mengatakan rombongan maupun Laskar FPI yang mengawal tidak pernah menduga dan mengira kalau mereka adalah polisi. Namun, mereka diduga penjahat yang ingin mencelakai keluarganya.

BACA JUGA: Nggak Nyangka, 4 Shio Bakal Kaya Mendadak Akhir Tahun

"Yang kami tahu, mereka adalah penjahat yang ingin mencelakakan kami. Jumlah mereka bukan satu atau dua mobil, tapi banyak sekali silih berganti berupaya maju ke depan untuk bisa sampai ke mobil Habib Hanif yang persis ada di belakang saya," kata Habib Rizieq.

Melihat kronologi yang bertolak belakang dan mencolok antara Polri dan FPI, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mendesak agar segera dibentuk Tim Pencari Fakta Independen untuk mengungkapkan apa yang terjadi sebenarnya.

Agar kasus ini terang benderang anggota Polri yang terlibat perlu diamankan terlebih dahulu untuk dilakukan pemeriksaan. 

BACA JUGA: Setelah Makan Pisang Jangan Mengonsumsi Ini, Sangat Berbahaya

Sebab menurut Siaran Pers FPI, rombongan Habib Rizieq lah yang lebih dulu dihadang sekelompok orang yang berpakaian sipil, sehingga mereka menduga akan dirampok orang tak dikenal di jalan tol.

Menurutnya, dalam kasus Cikampek ini muncul sejumlah pertanyaan. Pertama, jika benar FPI mempunyai laskar khusus yang bersenjata, kenapa Baintelkam tidak tahu dan tidak melakukan deteksi dan antisipasi dini serta tidak melakukan operasi persuasif untuk "melumpuhkannya".

Kedua, apakah pengadangan terhadap rombongan Habib Rizieq di KM 50 Tol Cikampek arah Karawang Timur itu sudah sesuai SOP, mengingat polisi pengadang mengenakan mobil dan pakaian preman.

Ketiga, jika Polri menyebutkan bahwa anggotanya ditembak lebih dulu oleh Laskar Khusus FPI, berapa jumlah tembakan itu dan adakah bukti-bukti, misalnya ada mobil polisi yang terkena tembakan atau proyektil peluru yang tertinggal.

Keempat, di mana TKP tewas tertembaknya keenam anggota Laskar Khusus FPI itu, karena menurut rilis FPI keenam anggotanya itu diculik bersama mobilnya di jalan tol. 

Kelima, anggota FPI yang tewas ditembak itu bukanlah anggota teroris, sehingga polisi wajib melumpuhkannya terlebih dahulu karena polisi lebih terlatih dan polisi bukan algojo tapi pelindung masyarakat.

Keenam, jalan tol adalah jalan bebas hambatan sehingga siapa pun yang melakukan pengadangan di jalan tol adalah sebuah pelanggaran hukum, kecuali si pengendara nyata-nyata sudah melakukan tindak pidana.

Ketujuh, pengadangan yang dilakukan oleh mobil sipil dan orang-orang berpakaian preman, patut diduga sebagai pelaku kejahatan di jalan tol. 

Mengingat banyak kasus perampokan yang terjadi di jalanan yang dilakukan orang tak dikenal. Jika polisi melakukan pengaadangan seperti ini sama artinya polisi tersebut tidak promoter.

"Dengan tewas tertembaknya keenam anggota FPI itu, yang paling bertanggungjawab dalam kasus ini adalah Kapolri Idham Azis," tegas Neta S Pane.

IPW pun menegaskan, Presiden Jokowi harus segera mencopot Kapolri Jenderal Idham Azis dan Kabaintelkam Polri Komjen Rycko Amelza, atas terjadinya kasus penembakan yang menewaskan enam anggota FPI di Tol Cikampek, Jawa Barat pada Senin (7/12) subuh.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co