Mendadak Politikus Top Ini Minta Prabowo Subianto Mundur

25 Desember 2020 06:15

GenPI.co - Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono blak-blakan kembali meminta Prabowo Subianto mundur dari Menteri Pertahanan. 

Menurutnya, Prabowo telah gagal membina kader Partai Gerindra. Hal tersebut terkait dengan penangkapan Edhy Prabowo atas kasus korupsi perizinan impor benur lobster. 

BACA JUGA: Akademisi Top Bongkar Jokowi dan Gibran, Situasi Makin Mencekam

Arief mengatakan sikapnya tersebut, sebagai kritik dari partai untuk Prabowo Subianto.

"Saya menyarankan Prabowo dengan kejadian tangkap tangan terhadap Edhy Prabowo ini sebuah tamparan. Harusnya Prabowo mundur," jelas Arief Poyuono, Selasa (22/12).

Dia juga menjelaskan alasannya meminta Prabowo Subianto mundur sebagai Menteri Pertahanan, yakni terkait pemain kasus lobster yang merupakan kader Gerindra.

BACA JUGA: Mendadak Amien Rais Bongkar Fakta Mengejutkan, Ngeri!

"Kenapa saya minta dia mundur, kan tahu di media massa manapun yang mendapat izin ekspor benur lobster itukan orang Gerindra paling banyak, harusnya Pak Prabowo menegur kalau dia ingin mengabdi benar ke Pak jokowi dan mengikuti kata Jokowi jangan korupsi," beber Arief Poyuono.

Arief Poyuono juga mengatakan Prabowo Subianto akan malu bila bertemu Jokowi di rapat kabinet.

"Sekarang malu lho yah, kami cuma punya 2 menteri yang satu kena KPK, Pak Prabowo kalau rapat kabinet apa nggak malu ditanya Jokowi," katanya.

BACA JUGA: Akhir Tahun 4 Zodiak Dihempas Badai Hoki dan Rezeki Nomplok

Sementara itu, melalui akun Twitter miliknya, Arief Poyuono mengatakan ada perbedaan signifikan antara konsep demokrasi dan konsep politik Jawa.

"Jika dalam demokrasi keberadaan oposisi itu ideal, dalam politik Jawa, terdapatnya oposisi merupakan destabilisasi," kata Arief Poyuono. 

Dia juga menilai Jokowi sama sekali tidak ingin memiliki oposisi selama masa pemerintahanya. 

Menurutnya, dengan mengangkat Sandiaga Uno menjadi Menteri Parekraf merupakan salah satu strategi untuk menghilangkan para oposisi. 

"Jokowi tidak ingin punya oposisi sama sekali," ujarnya. 

Arief juga berpendapat, Jokowi melakukan hal itu agar tidak menciptakan dua kekuatan besar yang nantinya akan mengurangi daya kekuasaannya sendiri.

"Karena akan menciptakan dua matahari dan mengurangi daya kekuasaannya," bebernya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co