Akademisi Top Beber Fakta Ngeri Moeldoko, Istana Jadi Terseret

04 Februari 2021 07:20

GenPI.co - Akademisi Rocky Gerung blak-blakan angkat suara terkait isu Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang akan di kudeta oleh orang dari lingkaran Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam kanal YouTube-nya, Rocky Gerung juga membandingkan kudeta yang terjadi di Myanmar dengan kudeta Partai Demokrat yang beru-baru ini ramai dibicarakan.

BACA JUGA: Pernyataan Munarman Eks FPI Bikin Melongo, Istana Pasti...

Menurut Rocky, kudeta di Myanmar dapat dilihat sebagai proses perkembangan demokrasi di negara tersebut.

Namun, menurut Rocky, Indonesia yang sudah menjadi negara demokrasi, malah dirusak oleh orang-orang yang seharusnya merawat iklim demokrasi.

"Jadi mengambil alih partai itu, semacam tindakan hostile take over itu, merger acquisition nggak berani main saham, tapi langsung datang untuk ambil alih manajemen partai, itu bahayanya," kata Rocky Gerung.

Rocky menilai, demokrasi di Indonesia tidak berkembang dan publik akan mencatat peristiwa tersebut sebagai peristiwa yang benar-benar memalukan.

BACA JUGA: Analisis Pakar Hukum Top Bongkar Niat Jahat Bungkam Partainya SBY

Menurut Rocky, AHY tidak memerlukan lagi verifikasi untuk mengungkapkan 5 orang yang dicurigai terlibat dalam gerakan politik pengambilalihan Partai Demokrat.

Sebab, nama Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko terus dikabarkan terlibat dalam upaya kudeta AHY tersebut. 

Rocky juga menganggap Moeldoko terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT).

"Pak Moeldoko itu kena OTT, Operasi Tangkap Tangan, karena langsung disebut. Pak Moeldoko justru bereaksi dengan menyebar buzzer, sehingga tiba-tiba buzzer-nya kok tinggi sekali itu menghajar AHY," kata Rocky Gerung.

Rocky menilai, Partai Demokrat terbuka tanpa memelihara buzzer dengan menyebut langsung nama kadernya.

"Dia langsung sebut ‘Saya Jansen Sitindaon, Wakil Sekjen, Rachland Nashidik, Andi Arief’, itu fair, dia sebutin ‘kita menuduh Moeldoko’," papar Rocky Gerung.

Rocky juga mengatakan, bahwa Moeldoko saat ini justru tampak kelabakan menyikapi isu tersebut. 

Menurut Rocky, seharusnya Moeldoko tidak langsung tampil memberikan pernyataan, melainkan menyuruh orang lain terlebih dahulu.

"Ini dia langsung tampil, artinya ada sesuatu yang terpaksa harus dia ucapkan sebelum presiden mencurigai Moeldoko, ini saya mulai bikin analisis kontrasi kan," jelas Rocky Gerung.

"Kalau Pak Moeldoko tadi malam nggak ngomong, maka presiden akan mencurigai, inilah yang kemudian dianalisis oleh publik sebagai bentuk kecemasan," tambahnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co