Pernyataan Amien Rais Tak Sembarangan, Bikin Moeldoko Tersudut

GenPI.co - Tokoh Reformasi Amien Rais blak-blakan tak setuju dengan pernyataan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, yang menyebut Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) sangat layak menjadi komponen cadangan pertahanan.

Sebelumnya, Moeldoko menyampaikan hal itu dalam Apel Kebangsaan dan Pembukaan Susbanpim Angkatan V di Taman Candra Wilwatikta Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur. 

BACA JUGA: Mendadak Permadi Arya Ngaku Dibayar Jokowi, Faktanya Mengejutkan

Dalam kesempatan itu, Moeldoko menyebutkan Banser tepat menjadi Komponen Cadangan.

Sebab, Banser memiliki struktur yang lengkap baik di tingkat pusat hingga daerah. Oleh sebab itu, Banser perlu dilatih lagi mulai dari fisik hingga mental.

Menanggapi hal tersebut, Pendiri Partai Ummat Amien Rais mengatakan hal tersebut sangat berlebihan. 

Pasalnya, rekrutmen cadangan pertahanan nasional sudah hati-hati dan sesuai dengan PP Nomor 23/2021. 

BACA JUGA: Takdirnya Bikin Melongo, Impian 4 Zodiak Ini Bakal Jadi Kenyataan

Tidak hanya itu, dalam proses rekrutmennya juga ada seleksi atau cara membentuk administratif dan kompetensi, yaitu kesehatan, kemampuan, pengetahuan, wawasan, serta sikap Calon Komponen Cadangan itu. 

"Ada pasal lain yang memungkinkan rekrutmen tidak secara gegabah, sudah bagus. Karena itu, pernyataan Pak Moeldoko berlebihan, apa enggak menimbulkan tafsiran terlalu jauh," ungkap Amien Rais, Kamis (4/2).

Amien Rais menuturkan, jika Banser akan direkrut dalam Komponen Cadangan dan diberikan kepangkatan mirip TNI dan membantu penugasan TNI, dia amat mempersilakan. Akan tetapi, hal tersebut haruslah dilakukan secara terbuka.

Dia juga mengatakan, jangan sampai malah menyebabkan sesuatu yang membahayakan dan justru melumpuhkan ketangguhan nasional bangsa Indonesia.

"Sehingga Pak Moeldoko agak berlebihan, pernyataannya belum bisa dijadikan standar, bahwa kemudian seluruh teman-teman Banser direkrut tanpa terkecuali saya kira harus diperhatikan, jangan begitu gegabah," kata Amien Rais.(*)