GenPI.co - Pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mengaku siap jika harus digantikan menemui muara baru.
Spekulasi soal siapa sosok yang pantas menggantikannya pun ramai dibicarakan. Pertentangan trah Soekarno dan non-trah Soekarno makin menghangat.
BACA JUGA: Megawati Pensiun, Tokoh Ini Disiapkan Pimpin PDIP, Mencengangkan
Di kubu non-trah Soekarno, Presiden Joko Widodo digadang-gadang menjadi calon terkuat. Namun, benarkah Jokowi mampu membangun kekuatan di partai berlambang banteng moncong putih itu?
Menanggapi hal tersebut, akademisi Abdul Aziz Nasihuddin mengatakan, kiprah Jokowi di dunia politik memang mentereng.
Azizi tak memungkiri, Jokowi memang telah berhasil menjadi Wali Kota Solo dua periode, kemudian merangkak naik menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Setelahnya, sejarah mencatat pengusaha mebel itu menjadi Presiden Indonesia dua periode.
“Akan tetapi, di partai posisi Jokowi sudah dibentengi sejak awal oleh Megawati,” kata Aziz saat dihubungi GenPI.co pada Jumat (2/4).
BACA JUGA: Skenario Maut PDIP Terbongkar, Megawati yang Menentukan Semuanya!
Menurut Aziz, Megawati seolah membangun tembok tinggi antara Jokowi dan PDIP. Hal itu tercermin dari pernyataan Megawati yang hanya menganggap Jokowi sebagai petugas partai.
Bagi Aziz, diksi petugas partai itu menandakan sinyal bahwa taring Jokowi belum terlalu kuat di PDIP.
Menurutnya, kursi orang nomor satu di PDIP tak akan berpindah jauh dari trah Soekarno.
Putri Megawati sekaligus Ketua DPR RI Puan Maharani menjadi calon terkuat. Secara kepemimpinan, dia kini sedang menjabat sebagai ketua di legislatif, sebelumnya pernah menahkodai kementerian.
Rekam jejak itu makin memperluas peluang Puan. Sebab, dia adalah trah Soekarno yang bukan hanya mengandalkan nama, melainkan juga rekam jejak kepemimpinan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News