GenPI.co - Pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Setia Budhi Rangkasbitung Harits Hijrah Wicaksana menyebutkan bahwa kubu Moeldoko dimungkinkan akan bergabung dengan partai politik lain.
Hal ini bisa terjadi, karena Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) telah menolak pengesahan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang.
BACA JUGA: Kubu Moeldoko Janjikan Tontonan Menarik, SBY Bakal Makin Tersudut
"Kami yakin kubu Moeldoko akan terjadi 'bedol desa' dengan bergabung ke partai politik lain," kata Ketua STISIP Setia Budhi Rangkasbitung Harits Hijrah Wicaksana, di Lebak, Banten, Senin (5/4).
Menurut Harits, ada dua kemungkinan yang akan dilakukan kubu Moeldoko.
Yang pertama adalah "bedol desa" dengan bergabung ke partai politik lain. Kemudian, pilihan yang kedua adalah mendirikan partai politik baru.
Namun, menurut dia, kemungkinan yang paling besar untuk diambil oleh kubu Moeldoko adalah bergabung dengan partai politik lain, selain Partai Demokrat.
Nantinya, partai yang menjadi pilihan untuk bergabung tentunya akan sangat diuntungkan dengan kehadiran kubu Moeldoko.
"Yang saya tahu contohnya anak mantan Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo yang kini berkarir di Partai NasDem, dan mereka bisa saja bergabung," kata Dosen Utirta Serang itu.
Selain itu, Harits juga mengatakan bahwa Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) harus mampu memainkan peran untuk rekonsiliasi, dengan merangkul kembali para pendiri Partai Demokrat dari kubu Moeldoko itu.
BACA JUGA: Kabar Gembira dari Kubu Moeldoko, Loyalis AHY Dengarkanlah!
Terlebih lagi, di kubu Moeldoko terdapat Max Sopacua, Jhoni Allen Marbun, dan Marzuki Ali sebagai orang tua yang memiliki pengalaman sejarah.
"Kami berharap AHY bisa memainkan peran untuk merangkul pendiri partai, agar kaderisasi politik berjalan untuk menaikkan elektabilitas pada Pemilu 2024," tutur Harits. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News