GenPI.co - Ucapannya langsung telak, Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) balas sindiran tajam jurnalis Denmark soal mundur dari Kejuaraan Dunia 2021.
Belakangan ini PBSI menjadi sorotan usai memutuskan batal mengirim para atletnya ke Kejuaraan Dunia 2021 yang digelar di Huelva, Spanyol pada 12-19 Desember 2021.
Ketua Umum PP PBSI, Agung Firman Sampurna, Rabu (8/12) menyampaikan bahwa keputusan untuk mundur diambil karena kekhawatiran terhadap penyebaran virus Covid-19 varian Omicron.
Kabar mengejutkan ini sontak menimbulkan beragam reaksi pro dan kontra, namun kritikan paling tajam datang dari juralis asal Denmark, Jacob Qvirin.
Melansir dari cuitan Twitter-nya, Jacob Qvirin bahkan menyebut PBSI tidak menunjukan rasa hormat terhadap bulu tangkis dan Federasi Bulu tangkis Dunia (BWF).
Di sisi lain, PBSI baru saja mendapatkan pujian luar biasa setelah sukses menjadi tuan rumah rangkaian tiga turnamen Indonesia Badminton Festival.
“Ini sangat tidak menghormati seluruh dunia bulutangkis dan BWF yang baru saja tinggal dan memainkan turnamen (selama) 3-4 pekan di Bali dan memuji Indonesia sebagai tuan rumah tiga turnamen,” tulis Jacob Qvirin.
“Sekarang, (giliran) mereka harus bermain Kejuaraan Dunia di Eropa, mereka tidak peduli dengan olahraga,” tandasnya.
Kritikan tersebut pun ditanggapi oleh Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI, Bambang Roedyanto yang mengingatkan perilaku tidak hormat BWF kepada Indonesia pada All England 2021.
Melalui cuitan Twitter-nya, Roedy menyebut bahwa kata-kata 'tidak hormat' merupakan perlakuan yang didapatkan para pemain Indonesia dan bukan sebaliknya.
“Kalau baca kata “disrespectful”, keiingat AE (All England), dimana sakit hati pemain top kita disuruh jalan kaki pas cuaca dingin dan harus naik lift, dan dilihat pemain kita sudah kena virus…” tulis Bambang Roedyanto.
“Kirim email pun emosi, coba kalau kita lakukan untuk team luar, pasti kita dihujat,” lanjutnya.
Tim bulu tangkis Indonesia memang pernah mengalami perlakuan buruk saat hendak bertanding di All England 2021 pada Maret lalu.
Seluruh tim dipaksa mundur karena disinyalir berada dalam satu pesawat dengan pasien terinfeksi virus Covid-19 meskipun hasil tes para atlet menunjukkan negatif.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News