Hati-hati Saat AFF, Ada Duka di Tengah Indonesia vs Thailand

28 Desember 2021 07:15

GenPI.co - Mohon hati-hati saat tampil di Piala AFF. Ada duka di tengah Indonesia vs Thailand. Cerita ini diprediksi sangat mungkin diputar kembali di final Piala AFF 2020.

Ini bukan pertama kali Indonesia lolos ke final Piala AFF, tercatat sudah 5 kali Indonesia mencicipi laga puncak Piala AFF.

Tim besutan Shin Tae Yong ini diminta tak lagi gumun dan merayakannya secara berlebihan.

BACA JUGA:  3 Kekuatan Mengerikan Timnas Indonesia Dibongkar, Thailand Benci

Ditambah lagi, Timnas Indonesia saat ini diisi oleh pemain dengan usia muda, rata-rata 23,8 tahun.

Euforia yang kelewat riuh diprediksi akan mengganggu mental dan konsentrasi para pemain muda jelang laga final.

BACA JUGA:  Dede Yusuf Optimis Timnas Indonesia Bungkam Thailand

Kita sudah terlalu sering merasakan final Piala AFF, satu-satunya yang belum pernah kita rasakan adalah menjuarainya.

Jika dilihat dengan kepala dingin dan jernih, Piala AFF sebetulnya bukan turnamen internasional bergengsi.

BACA JUGA:  Jelang Lawan Thailand, Shin Tae Yong Mendadak Dapat Angin Segar

Piala AFF bahkan tidak masuk ke dalam jadwal resmi di kalender FIFA. Turnamen antarnegara Asia Tenggara itu baru mendapat 'pengakuan' dari FIFA pada tahun 2016.

Kala itu, FIFA mulai memberikan ganjaran poin untuk setiap pertandingan di Piala AFF.

Namun, bagi pencinta sepak bola Indonesia, pengakuan FIFA agaknya bukan soal utama.

Jangan lupa, Indonesia pernah menggelar kompetisi sepak bola dengan tetap riuh dan meriah saat status PSSI dibekukan FIFA.

Meminjam istilah Antony Sutton, seorang pemerhati sepak bola asal Inggris, sepak bola sudah menjadi way of life masyarakat Indonesia.

Meragukan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap sepak bola sama seperti meragukan air laut rasanya asin.

Besarnya euforia menyambut Timnas Indonesia lolos ke final Piala AFF adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang sangat mencintai sepak bola.

Namun, satu yang perlu dicatat, ada preseden buruk ketika euforia yang gegap gempita berakhir dengan nestapa.

Mari mengingat lagi apa yang terjadi 11 tahun lalu ketika Indonesia tampil memukau di fase grup hingga semifinal Piala AFF 2010.

Kala itu, harapan masyarakat untuk melihat Timnas Indonesia merengkuh trofi sudah mengetuk pintu surga.

Indonesia menyapu bersih seluruh pertandingan fase grup dengan kemenangan dan lolos ke semifinal dengan status juara grup.

Keperkasaan Timnas Indonesia berlanjut di semifinal saat mengandaskan Filipina dengan agregat 2-0.

Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim, yang kala itu baru dinaturalisasi, langsung menjadi idola baru masyarakat.

Jersey mereka ramai dijajakan di toko olahraga berpendingin ruangan hingga lapak-lapak emperan pinggir jalan. Gaya selebrasi gol mereka diikuti bocah-bocah ingusan yang bermain bola dengan telanjang kaki di lapangan kampung.

Acara infotainment pun bahkan ikut-ikutan memberitakan soal Timnas Indonesia. Gaya hidup sampai kisah asmara para pemain dikuliti habis-habisan.

Satu yang paling sering diberitakan kala itu adalah kisah cinta Markus Horison dan Kiki Amalia.

Tapi, semua kisah indah berubah menjadi duka. Petaka tiba-tiba singgah saat Timnas Indonesia dihancurkan Malaysia dengan skor 0-3 di hadapan para pendukung sendiri.

Stadion Gelora Bung Karno langsung hening. Pada final leg kedua, Indonesia menang dengan skor 1-2.

Namun, kemenangan itu tak cukup mengantarkan trofi Piala AFF ke Tanah Air. Indonesia kalah dengan agregat 4-2.

Indonesia seperti membisu. Selebrasi yang berlebihan sebelum waktunya dihukum dengan kekalahan menyakitkan di final dari Malaysia, negara yang selama ini menjadi rival Indonesia di berbagai aspek.

Kejadian itu seharusnya bisa menjadi pelajaran dalam menyikapi lolosnya Timnas Indonesia ke final Piala AFF 2021.

Perayaan dan harapan yang berlebihan sering berakhir dengan kekecewaan. Dapatkah peringatan itu diamini oleh pencinta sepak bola Indonesia dengan penuh-seluruh jelang final Piala AFF 2020?

Timnas Indonesia akan berhadapan dengan Thailand di final Piala AFF 2020. Final akan digelar dua leg: tanggal 29 Desember 2021 dan tanggal 1 Januari 2022.

Meski laga final belum dimulai, euforia yang terasa di jagat nyata maupun maya seolah membuat Timnas Indonesia sudah juara sebelum wasit meniup peluit kick-off laga puncak.

Bung Hadi 'Ahay' Gunawan, komentator kondang yang biasa memandu laga-laga Timnas Indonesia, sampai mengeluarkan fatwa bahwa mendukung Timnas Indonesia hukumnya wajib.

Di lini masa media sosial, netizen juga belum bosan mendukung Timnas Indonesia, terhitung sejak pertandingan kontra Singapura selesai.

Mulai dari aksi heroik Nadeo Winata yang menggagalkan eksekusi penalti Faisal Ramli hingga kelakuan Asnawi Mangkualam yang mengolok-olok Faisal Ramli setelah gagal mengeksekusi penalti.

Semua perbincangan itu terangkum dalam berbagai tagar dan meme yang berserak di lini masa. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co