Kalah di Korea Masters, Kelemahan Leo/Daniel-Pram/Yere Dibongkar

14 April 2022 05:15

GenPI.co - Pelatih ganda putra Indonesia, Aryono Minarat membongkar kelemahan anak didiknya, Leo Rolly/Daniel Marthin dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan yang hancur di Korea Masters 2022.

Dua pasangan ganda putra muda Indonesia, Leo/Daniel dan Pramudya/Yeremia gagal berbicara banyak setelah kalah di ronde pertama Korea Open 2022 pada Rabu (13/4).

Bermain di Gwangju Yeonju Stadium, Korea Selatan, Leo/Daniel dipaksa tumbang oleh pasangan baru asal China, Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi melalui rubber game dengan skor 13-21, 21-19, 22-20.

BACA JUGA:  Bantai India, Pramudya/Yeremia Cetak Rekor di Swiss Open 2022

Nasib serupa menimpa wakil Indonesia lainnya, Pramudya/Yeremia yang berakhir takluk atas wakil Malaysia, Tan Kian Meng/Tan Wee Kiong dengan skor 21-11, 16-21, dan 22-20.

Melansir dari laman resmi Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada Rabu (13/4), Aryono Minarat pun memberi tanggapan terkait kekalahan dua ganda putra asuhannya.

BACA JUGA:  Swiss Open: Balaskan Dendam Bagas/Fikri, Pramudya/Yeremia Jujur

Aryono menilai bahwa kesalahan utama dari Leo/Daniel dan Pramudya/Yeremia adalah kehilangan ketenangannya sehingga gagal mengontrol permainan dengan baik.

"Dua-duanya hampir sama, pada saat ada kesempatan untuk mendapat poin malah kurang kontrol, kurang tenang. Jadi malah akurasi pengembaliannya tidak bagus," ujar Aryono Minarat.

BACA JUGA:  Pramudya/Yeremia Bantai India di Swiss Open, Herry IP Buka Suara

"Posisi jadi kurang baik jadi waktu diserang balik mudah dimatikan," imbuhnya.

Lebih lanjut, Aryono pun merinci kelemahan-kelemahan dari dua pasang ganda putra tersebut.

"Untuk Leo/Daniel hari ini bermain kurang tenang dan kurang kontrol pada saat poin-poin akhir. Pengembalian bola selalu ingin keras baik smash atau drivenya, jadi malah terserang balik," jelas Aryono Minarat.

"Bagi Pramudya/Yeremia kurang lebih sama. Di poin-poin akhir pengembalian bolanya kurang bagus akurasinya, jadi lawan lebih mudah mematikan," tambahnya.

Selain itu, Aryono pun menegaskan bahwa penyebab kegagalan anak didiknya bukan dikarenakan faktor kejenuhan.

Aryono juga menambahkan bahwa baik kemenangan maupun kekalahan dalam setiap turnamen akan menjadi pelajaran dan pengalaman baik bagi para pemainnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co