GenPI.co - Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali mengatakan sepak bola Indonesia terlalu banyak pencitraan.
“Pencitraan itu terjadi di semua level,” ujarnya saat dihubungi GenPI.co, Selasa (16/8).
Menurut dia, pencitraan tidak hanya ada pada level timnas, tetapi juga pada level klub.
“Ketika klub atau timnas berprestasi, para pejabat berusaha tampil paling depan mengambil momen,” ucapnya.
Beberapa waktu lalu ramai di media sosial terkait Ketum PSSI Mochamad Iriawan mengangkat trofi Piala AFF U-16.
Netizen menganggap hal tersebut berlebihan dan tidak etis karena seharusnya yang mengangkat trofi adalah para pemain ataupun ofisial tim.
“Ini merupakan tradisi yang tidak memberikan teladan. Seharusnya sepak bola dinikmati dan kegembiraannya dilakukan oleh mereka yang berjuang di lapangan,” tutur Akmal.
Dia menyebut pemain, pelatih, ofisial, dan semua yang terlibat dalam tim seharusnya terlebih dahulu menikmati kegembiraan perayaan juara.
Akmal mengatakan seharusnya Indonesia bisa belajar dari Eropa di mana para pejabatnya tidak terlalu berada di depan mendahului kegembiraan juara.
“Tidak ada bahkan pejabat UEFA atau FIFA yang tampil paling depan untuk angkat piala. Mereka tahu itu momen selebrasi para pemenang dan pemain yang berjuang di lapangan,” pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News